NanjombangNews – PDIP mendesak menteri “lawan Jokowi” mundur dari pemerintahan
Awalnya, Hasto mengatakan reshuffle hanya bisa dilakukan atas keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kemudian berbicara tentang konteks sosial dan politik saat ini.
“Perombakan kabinet hanya bisa dilakukan atas perintah presiden. Jika kita melihat konteks sosial, politik dan internasional, tekanan ekonomi global akibat tekanan geopolitik sangat nyata,” kata Hastu dalam konferensi pers online. Berjudul “Refleksi di Akhir Tahun” 2022 dan Harapan Menuju 2023, Jumat (30/12/2022).
Baca juga: Menanggapi isu reshuffle, PAN tetap mengikuti arahan Jokowi
Hasto lantas mengungkit pernyataan Ketua DPP PDIP Djarot Seif Hidayat beberapa waktu lalu meminta penilaian dua menteri NasDem, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Menurut Hasto, apa yang disampaikan Mentan terkait ekspor beras ke China sangat berbeda dengan fakta yang ada.
“Apa yang dilakukan Pak Djarot Seif Hidayat juga bagian dari posisi RPJM, karena ketika menghadapi krisis, ancaman krisis yang paling mendasar adalah pangan yang cukup. hal yang paling mendasar dan sudah dirintis PDIP ini kata Hasto.
Terkait hal itu, Hasto meminta seluruh menteri bekerja keras mengingat masa jabatan Presiden Jokowi akan berakhir pada 2024. Jika seorang menteri terkena reshuffle kabinet, Hasto menilai itu bukan bagian dari kebijakan.
“Kalau tidak benar, jangan dikaitkan dengan isu politik. Ketika presiden membuat keputusan untuk mengubah, dia tidak merujuk ke partai tertentu,” kata Hasto.
Baca juga: Mentan PDIP dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan usulkan reshuffle NasDem: Jangan dibuat
Sebelumnya, Djarot Seif Hidayat mengatakan Menteri Pertanian Syahir Yassin Limbu dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya perlu dievaluasi. Hal itu disampaikan Djarot menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengisyaratkan akan ada perombakan kabinet sebelum 2024.
“Mentan dievaluasi, Menhut dievaluasi, Menhut ya. Ini harus dievaluasi. Semua menteri juga harus dievaluasi. Terus gimana? Sampai ada darah segar, kebijakan Pak Jokowi bisa sepenuhnya. didukung,” kata Djarot di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Djarot beralasan kedua menteri tidak mendukung janji Jokowi yang salah satunya terkait ketahanan pangan. Dia juga mempertanyakan alasan pemerintah mengimpor beras setelah sekian lama swasembada, apalagi saat Indonesia sedang panen raya dan harga beras sedang tinggi.
“Saya termasuk orang yang khawatir ketika kita sudah di masa lalu. Ada pembicaraan tentang swasembada beras, dan ternyata kita mengimpor beras ketika harganya naik,” ujarnya.
Baca juga:
Zulhas fokus menangani masalah pangan di sisa perbendaharaan
Perombakan kabinet intensif dengan unifikasi politik pada 2024
(pohon salam)