NanjombangNews – Melestarikan pikiran politik – RADAR DEPOK
Oleh: dr. Penelitian dan Pengembangan. Ayam Hery Salah El-Din Atmawi *)
RADAARDEPOK.COM – Hari ini kita meninggalkan tahun 2022 M dan memasuki tahun baru 2023 M, dan banyak pengamat percaya bahwa tahun 2023 adalah tahun politik yang dipastikan suhu politik akan lebih panas dibandingkan tahun 2022.
Jika melihat tahapan-tahapan pemilu yang sudah mulai dilaksanakan KPU, jelas bahwa menurut undang-undang pemilu, semua tahapan akan dilaksanakan lebih lanjut pada tahun 2023. Namun, saat ini kita masih dihantui preman-preman demokrasi yang masih berjalan-jalan yang ingin menggulingkan konstitusi kita.
Gagasan memperpanjang masa jabatan presiden dan menunda pilkada hingga Jokowi menjabat tiga periode merupakan bentuk upaya melubangi demokrasi dan kudeta konstitusi.
Ironi sejarah bangsa
Pertanyaannya kemudian apakah ini bisa terjadi? Tuhan tahuTapi yang kita tahu, kita tidak bisa lagi berharap pada Republik Demokratik Rakyat Korea, apalagi sebagian besar partai politik telah mengambil jalan bersama Jokowi dalam keadaan apapun, yang merupakan anakronisme untuk diperhatikan di mana wakil rakyat berada. hanya bagian dari kekuasaan terlepas. Untuk kepentingan orang banyak. Bahkan, presiden yang seharusnya bisa meredam panasnya situasi politik menjelang tahun politik ini, kerap memperburuk situasi politik di Tanah Air.
Dari menunjuk hingga melonggarkan calon presiden berambut putih, kening calon presiden berkerut dan sebagainya, semua tidak terpelajar melihat calon pemimpin yang akan menggantikannya. Padahal seharusnya presiden melihat calon penggantinya dengan mengukur kualitas dan kemampuannya, memikul tanggung jawab yang besar memimpin negara, agar tahun-tahun politik dihidupkan kembali dengan diskusi dan adu gagasan dalam pembangunan negara, bukan akrobatik politik dan kepalsuan. gambar-gambar. . Sayangnya, hingga saat ini wacana publik masih terfokus pada citra dan magis, ketimbang ide dan konsep.
Tentu kita membayangkan tahapan debat capres berikutnya tidak seperti debat capres pada pemilu sebelumnya yang terkesan monoton dan keras, tetapi akan menjadi kompetisi ide-ide besar, diskusi tentang ide-ide tentang masa depan partai yang lebih baik. Bangsa karena pemilu sejatinya adalah pintu gerbang kesejahteraan bangsa dan negara.
Saat ini jika kita merujuk pada lembaga survei, ketiga calon presiden kita adalah Bapak Anees Rasid Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, ketiganya selalu berada di posisi tiga besar dalam setiap jajak pendapat yang dilakukan, apapun kepentingannya, namun ini Tiga Nama Tercatat Lebih sedikit kemungkinan calon yang akan bersaing di Pilpres 2024.
Euforia masyarakat terhadap ide perubahan sudah mulai tampak pada masyarakat saat ini, dan ini menandakan adanya permasalahan yang terjadi pada pemerintahan saat ini sehingga masyarakat menuntut perubahan dan merasa semakin hari semakin besar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran kalangan istana dan sekitarnya bahwa munculnya kebalikan dari pemerintahan saat ini menunjukkan bahwa pemerintah telah gagal memenuhi harapan rakyat kita.
Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa masyarakat kita tidak mudah tertipu oleh pemimpinnya saat ini, masyarakat kita cerdas, melek politik, mampu membedakan mana yang asli dan yang palsu, mana yang emas dan mana yang dulang, mana yang bisa berpihak. kepentingan rakyat dan mana yang berpihak pada kepentingan oligarki.
Menjaga pikiran politik
Memasuki tahun politik 2023, kewarasan kita sebagai bangsa akan kembali diuji, dihadapkan pada pilihan politik yang menjanjikan dan seringkali dibumbui dengan kepentingan pragmatis yang mengganggu kita.
Tiba-tiba jamaah yang berminat yang tidak datang ke mesjid atau majelis taklim berubah menjadi pribadi yang berikhtiar ke masjid dan menghadiri pengajian, lalu tiba-tiba berganti pribadi yang tidak bercadar menjadi bercadar, begitu seterusnya dan seterusnya. sebagainya. Artinya di tahun 2023 kita akan banyak mendapatkan perubahan dan akrobatik politik terutama meminta dukungan dalam pemilu.
Pada saat yang sama, kami juga prihatin dengan setiap pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat kami tentang pemilihan legislatif dan presiden di masa lalu, yang selalu membuat panas telinga kami, sehingga wajar jika banyak keraguan di masyarakat tentang kredibilitas penyelenggaraan. pemilu.
Isu bahwa pilkada ditujukan untuk memenangkan calon tertentu, yang disebut-sebut telah disampaikan Ketua KPU Hasim Asyari, terlepas benar atau tidaknya, sempat membuat heboh ruang publik dan belum ada yang memberikan klarifikasi. namun, artinya semakin sedikit diklarifikasi semakin terbukti validitas masalahnya. Akhir kata, di awal tahun politik ini, marilah kita sebagai bagian dari masyarakat yang masih memikirkan masa depan bangsa tercinta ini, bersama-sama menjaga pemikiran politik kita, jangan sampai kita terjebak pada pilihan yang salah.
Sebagian dari kita mungkin masih beranggapan bahwa politik bukanlah soal benar dan salah, tetapi bahwa keputusan politik akan berdampak pada nasib kita di masa depan, dan keputusan politik akan memiliki implikasi yang sangat besar, oleh karena itu kita wajib menjaga politik kita. pikiran. Dan keluarga kita dan orang-orang kita. Orang-orang terdekat kita. Tuhan tahu.
*)Penulis: Dr. Penelitian dan Pengembangan. Heri Solehudin Atmawidjaja (Pemerhati Kebijakan Sosial Pascasarjana Uhamka Jakarta, Wakil Presiden Forum Doktor Sospol UI, Direktur Heri Solehudin Centre).