NanjombangNews – Gubernur Edi Rahmadi Biber menjabarkan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Sumut sepanjang 2022
Sepanjang tahun 2022, Gubernur Edi Rahmiadi menyerukan peningkatan perekonomian Sumut
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN – Kinerja ekonomi Sumatera Utara (Sumut) akan meningkat pada 2022. Gubernur Sumut Edi Rahmadi menyampaikan berbagai kinerja positif perekonomian Sumut.
Kinerja pertumbuhan ekonomi Sumut terus meningkat selama tahun 2022 dengan triwulan I tahun 2022 tumbuh sebesar 3,90 persen. Kemudian berlanjut pada triwulan II yang tumbuh 4,7 persen, dan triwulan III yang tumbuh 4,97 persen.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan konsumsi melalui peningkatan daya beli individu, sektor agribisnis dan kinerja ekspor, khususnya ekspor kelapa sawit yang merupakan produk utama Sumatera Utara.
Baca juga: Harga TBS Sawit Kamis 31 Des 2022 Hari ini, berikut daftar lengkapnya
“Oleh karena itu diharapkan pada akhir tahun 2022 perekonomian Sumut tumbuh sebesar 5,0 persen yang didorong oleh belanja pemerintah melalui rencana stimulus APBD 2022,” kata Eddy Rahmyadi dari Kantor Gubernur, Jalan Sudirman, Medan. di hari Sabtu. 12/2022).
Pemerintah Provinsi Sumut juga berhasil menekan inflasi di bawah rata-rata nasional. Pada bulan November, tingkat inflasi di Sumut sebesar 5,03%. “Atas keberhasilan pemerintah provinsi dalam mengendalikan inflasi, pemerintah pusat memberikan hadiah dengan menyediakan anggaran sebesar Rp10,3 miliar,” kata Eide.
Eddy menjelaskan berbagai program yang dilakukan Pemprov Sumut untuk mengatasi inflasi.
Baca juga: Fakta RZ, Suami Risma yang Tiduri Ibu Mertuanya, Disuruh PSK Online Selingkuh Sebelum Menikah
Mulai dari peningkatan sisi produksi seperti pemberian bibit tanaman, ikan dan ternak kepada petani, pemberian pupuk organik, pemberian bantuan sarana dan prasarana produksi kepada UMKM, pemberian alat tangkap kepada nelayan, perbaikan jalur distribusi melalui peningkatan penggunaan e-commerce bagi UMKM , mengembangkan aplikasi Distribusi penjualan cabai, peningkatan kerja sama daerah (KAD) yaitu perdagangan antar daerah surplus ke daerah defisit di Sumatera Utara.
Kemudian meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, implementasi pasar murah dan operasi pasar massal. Pemerintah kabupaten juga berencana membangun sentra pertanian terpadu di Kabupaten Derry seluas 400 hektar untuk menanam tanaman hortikultura.
“Melalui intervensi program yang berbeda tersebut, harga dapat dikendalikan sekaligus mengurangi selisih harga antar daerah di Sumut,” kata Eddy.
Eddy mengatakan Pemprov Sumut menyadari inflasi yang tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat. Daya beli menurun dan kemiskinan meningkat.
Oleh karena itu, intervensi Pemprov Sumut di sisi supply dan demand sangat masif.
Eddy menjelaskan, Pemprov Sumut sedang menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan sembako yang besarannya telah dianggarkan dalam APBD sebesar Rp77,6 miliar.
Terdiri dari Dana Bantuan Sosial (Bansos) Rp 58,7 miliar, Cipta Kerja Rp 5,1 miliar, Perlindungan Sosial Rp 13,3 miliar dan Bantuan Transportasi bagi Masyarakat Kurang Mampu Rp 4 miliar.
Hal itu dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Mengingat 51 persen sumber ekonomi Sumut berasal dari sisi konsumsi masyarakat. “Selain pertumbuhan ekonomi yang meningkat, angka kemiskinan juga menurun menjadi 8,42% dari sebelumnya 8,49%,” ujar Eddy.
Pemprov Sumut juga mendorong perbankan menyalurkan kredit komersial kepada perorangan (KUR) dengan bunga rendah 3 persen.
Realisasi KUR tahun 2022 per 30 Desember sebesar Rp18,6 triliun atau 103 persen.
(cr14/tribun-medan.com)