NanjombangNews – HNW meminta PPATK membekukan transaksi judi online dan TPPO
telusur.co.id Wakil Ketua MPR RI dan Anggota Pansus Kedelapan DPR-RI Bidang Agama, Perempuan, dan Anak Hidayat Nur Waheed mendesak PPATK menggunakan kewenangannya untuk membekukan rekening pelaku dan pelaku transaksi judi online. Bisnis perdagangan manusia (TPPO) termasuk peredaran pornografi anak, terutama saat memasuki tahun politik. HNW, seperti diketahui, juga mengingatkan aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti hasil PPATK agar dampak negatif dan destruktif dari perjudian online dan perdagangan manusia tidak terulang kembali.
“Hal ini penting agar pemilu serentak dapat diselenggarakan setiap 5 tahun sekali pada tahun 2024 dengan asas dan akhlak sosial yang baik. Agar pemilu dapat dipersiapkan dan terselenggara dengan sukses dengan hasil yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan praktik demokrasi yang lebih konstruktif,” ujar Hedayat dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (30/12).
Dalam konferensi persnya (28/12), PPATK menyatakan telah terjadi transaksi mencurigakan senilai Rp183,3 triliun sepanjang tahun 2022. Transaksi tersebut di antaranya adalah perjudian online, video porno, dan perdagangan manusia yang melibatkan anak.
HNW yang merupakan Wakil Ketua Majelis Syura PKS menjelaskan bahwa sudah banyak pemberitaan mengenai bagaimana judi online telah merusak keharmonisan hidup, termasuk hubungan keluarga, seperti perceraian, kekerasan dalam rumah tangga bahkan pembunuhan.
“Keharmonisan keluarga rusak karena salah satu anggotanya kecanduan judi online, hal ini berdampak pada hancurnya institusi keluarga, dan terwujudnya hak anak untuk hidup, tumbuh dan berkembang sebagaimana diatur dalam Pasal 28C UUD 1945. 1945.”
Anggota Fraksi PKS DRC ini mengingatkan, selain bahaya judi, anak-anak juga berisiko pornografi dan menjadi korban perdagangan manusia (trafficking).
Berdasarkan data Simfoni PPPA, pada tahun 2022 setidaknya akan ada 12.191 kasus eksploitasi, perdagangan, dan kekerasan seksual, naik dari 11.349 pada tahun 2021. Kelompok usia korban terbesar adalah anak-anak berusia 13-17 dan 6-12 tahun. tahun, yaitu sekitar 50%.
“Data selama bertahun-tahun selalu menunjukkan bahwa kelompok usia anak-anak adalah yang paling sering menjadi korban kekerasan, PPATK harus berani memutus arus transaksi kejahatan yang meningkatkan paparan kekerasan terhadap anak, seperti perjudian online dan kejahatan kemanusiaan. perdagangan.”
Hedayat juga mendesak Kementerian PPPA mengawasi kelanjutan tindak pidana tersebut dari PPATK ke aparat penegak hukum.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, tugas PPATK terbatas pada penyampaian informasi, sedangkan kewenangan untuk menindaklanjuti berada pada aparat penegak hukum.
“KemenPPPA harus hadir sebagai penghubung dan koordinator antara PPATK dan APH, terutama dalam transaksi yang meningkatkan paparan kekerasan anak, sehingga semua hasil dapat ditindaklanjuti hingga tuntas. Dengan begitu kasus kekerasan dapat dikurangi dan anak lebih terlindungi. Kalau judi dapat dihentikan Melalui Internet dan perdagangan manusia secara maksimal sejak awal tahun politik ini, maka harapan pemilu dan hasil yang lebih baik dapat terpenuhi, sehingga generasi Milenial, Z, dan Alpha dapat lebih percaya diri dalam mempersiapkan diri untuk melanjutkan kualitas hidup yang lebih tinggi di era abad kedua, dan Indonesia adalah negara yang merdeka.”