Wow Usaha mikro, kecil dan menengah harus ditingkatkan, dan ekonomi akan pulih dan tumbuh pesat

NanjombangNews – Usaha mikro, kecil dan menengah harus ditingkatkan, dan ekonomi akan pulih dan tumbuh pesat

Usaha mikro, kecil dan menengah

Kastara.ID, Jakarta – Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM diyakini akan tetap menjadi penyelamat perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global yang diperkirakan akan semakin memburuk di tahun 2023. Namun karena tantangan yang ada kedepan semakin besar dan besar UMKM di Indonesia mampu “scale up” sehingga benar-benar mampu menopang perekonomian nasional. keinginan politik Fokus pemerintah untuk mengembangkan UMKM pada tahun 2023 adalah kuncinya.

Fahira Idris, Anggota DPD RI, mengungkapkan pada masa pra pandemi atau di masa normal, UMKM menyumbang 60% terhadap PDB nasional, dan pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang dominan digerakkan oleh sektor UMKM. Kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 96% dari 133 juta tenaga kerja, dan menyumbang 14% dari total ekspor. Artinya, potensi UMKM sebagai salah satu pilar perekonomian nasional sangat penting. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban untuk terus menghidupkan UMKM agar dapat terus memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.

“Di tahun depan (2023), UMKM harus upgrade, kalau ingin perekonomian kita pulih dan tumbuh pesat.Strateginya pemerintah fokus menjadikan platform UMKM sebagai penyedia informasi, dan meningkatkan partisipasi pelaku usaha dalam program inovasi pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, menciptakan insentif sisi permintaan, meningkatkan sinergi antara lembaga keuangan perbankan dan non-perbankan di UMKM, Fahira Idris kepada Kastara.ID melalui keterangan tertulisnya (29/12): pembiayaan, menciptakan pasar yang cerdas dan mengembangkan klinik usaha mikro, kecil dan menengah.

Menurut Fahira, jika pemerintah ingin menjadikan UMKM sebagai titik tekan pemulihan ekonomi nasional pada 2023, masalah inti yang menahan laju UMKM selama puluhan tahun, yaitu rasio pengusaha dengan jumlah penduduk Indonesia, harus diselesaikan.

Berdasarkan sensus ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS), berbatasan Pada 2019, jumlah wirausaha mencapai 3,3 persen atau setara dengan 8,2 juta. Bahkan di ASEAN, Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara tetangganya. Sebagai perbandingan, Malaysia 5 persen, dan Singapura 7 persen. Sedangkan China double digit, yakni 10 persen, Jepang 11 persen, dan Amerika Serikat 12 persen. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya ketimpangan defisit di Indonesia, karena masih banyak barang impor. Hal ini karena Indonesia masih kekurangan jumlah pengusaha untuk memproduksi barangnya sendiri.

“Selama proporsi wirausahawan kita tetap berada di peringkat ketiga, Indonesia akan sulit maju. Karena tuntutan negara-negara maju tersebut, proporsi wirausahawan menjadi dua digit, seperti China, Jepang, Korea, atau Amerika. Semakin banyak usaha mikro, kecil, dan menengah atau Wirausahawan, maka salah satu masalah terbesar di negara manapun akan teratasi, yaitu pengangguran.Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan sektor ekonomi yang paling masif membuka dan menyerap tenaga kerja.” (biner)

Check Also

Wow Aris Paywai asli Sulawesi Selatan Jadi Plt Wali Kota Batu, Komitmen Pengembangan Pariwisata di Jawa Timur

Wow Aris Paywai asli Sulawesi Selatan Jadi Plt Wali Kota Batu, Komitmen Pengembangan Pariwisata di Jawa Timur

NanjombangNews – Aris Paywai asli Sulawesi Selatan Jadi Plt Wali Kota Batu, Komitmen Pengembangan Pariwisata …