NanjombangNews – Soal reshuffle kabinet, NasDem menantang para menteri PDIP dengan prestasi kompetitif
realitarakyat.com – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendesak Presiden Jokowi untuk segera merombak partai-partai politik yang beraliran “antitesis Jokowi” agar memiliki kesadaran politik untuk mundur dari koalisi yang berkuasa.
PDIP kemudian mensinyalir dua menteri NasDem, Menteri Pertanian dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) harus dievaluasi oleh Jokowi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Partai Nasional Demokrasi (NasDem) Irma Suryani Chanyago justru tertawa dan mempertanyakan niat Hasto Kristiyanto dan PDIP. Menurutnya, adakah kesalahan menteri dari NasDem hingga PDIP pun begitu ngotot meminta reshuffle.
Irma kemudian menantang seorang menteri dari PDIP untuk bersaing meraih prestasi di posisinya saat ini.
“Mau bersaing dengan prestasi para menteri NasDem? Hati-hati, tidak ada satu pun menteri NasDem yang tertangkap KPK karena merugikan bangsa dan negara! Yang kedua nggak usah jauh-jauh bicara soal capaian, dan coba dicek trilyunan bansosnya, Dan ternyata penyalurannya tidak tepat sasaran, karena penggunaan datanya tidak tepat, dan pendampingannya kurang baik, lalu mana capaiannya? Kemensos untuk bansos di masa pandemi!” Irma Challenge, Jumat (30/12).
Atas tudingan PDIP, Mentan menjadi pihak yang mendorong impor beras halus karena cadangan beras nasional tidak tersedia. Lagi-lagi Irma menganggap tudingan itu tidak berdasar dan terkesan mengada-ada karena permintaan datang dari Bolog dan Kementerian Perdagangan dan Menteri Pertanian membela para petani yang jelas-jelas memiliki gabah yang cukup.
“Seperti yang saya katakan sebelumnya, Bullough dan Kementerian Perdagangan ingin mengimpor beras, kalau Menteri Pertanian mengatakan cukup gabah petani, Bullough saja tidak bisa menyerap gabah petani!
Irma pun merasa yakin, jika Jokowi akhirnya melakukan perombakan kabinet pada awal tahun depan, hal itu bisa dipastikan karena Jokowi melihatnya berdasarkan data dan bukan karena perintah partai politik manapun, sekalipun PDIP.
“Mengenai amandemen, saya yakin kalau berbasis kinerja, Menteri Nasdim tidak masuk dalam penggantinya. Karena kinerjanya bagus, sesuai dengan program presiden dan berprestasi!” kata legislator Sumsel II itu.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi isu UU Reshuffle Menteri yang belum lama ini dibatalkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terkait amandemen, Hasto mendorong partai politik untuk mencalonkan sosok “antitesis Jokowi” agar memiliki kesadaran politik mundur dari koalisi yang berkuasa.
Hasto awalnya mengatakan reshuffle hanya bisa dilakukan atas kehendak Jokowi. Kemudian membahas konteks sosial dan politik saat ini.
“Perombakan kabinet hanya bisa dilakukan atas kehendak presiden. Jika kita melihat konteks sosial, politik dan internasional, tekanan ekonomi global akibat tekanan geopolitik sangat nyata,” kata Hastu saat konferensi pers online berjudul “Refleksi Akhir Tahun 2022 dan Harapan Tahun 2023.”/12)/2022)
Hasto lantas mengungkit pernyataan Presiden DPP PDIP Djarot Seif Hidayat beberapa waktu lalu yang meminta Jokowi mengevaluasi dua menteri NasDem Jokowi, yakni Menteri Pertanian dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Menurut Hasto, apa yang diberitakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sangat berbeda dengan fakta yang ada.
“Apa yang dilakukan Pak Djarot Seif Hedayat juga bagian dari sikap PDI-P karena dalam menghadapi krisis ini yang utama adalah kecukupan gizi. itu,” ujarnya Hasto.[prs]