NanjombangNews – Ramah Zakat menargetkan 2,5 juta penerima manfaat pada 2023
Ramah Zakat meningkatkan target penerima manfaat pada tahun 2023
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Zakat Rumah menaikkan target penerima manfaat pada 2023 di tengah isu resesi ekonomi yang muncul pada tahun itu. Dewan Pembina Zakat Rumah Noor Effendi mengatakan target tahun 2023 adalah 2,5 juta.
Target ini meningkat signifikan dibandingkan target tahun 2022 sebesar 1,5 juta penerima manfaat. Dalam kunjungannya ke kantor Republik, Kamis (29/12), dia mengatakan, “(Tujuan) tidak berkurang, tapi kita tingkatkan. Tentu kita optimistis dan kita bisa melakukannya.”
Menurut Nour, lembaga amal harus hadir dan memberikan manfaat lebih bagi mereka yang terdampak. “Supaya bisa dirasakan kehadirannya. Apalagi Ramadhan tahun depan di triwulan pertama. Saya harap bisa melibatkan lebih banyak orang dan membantu banyak orang,” ujarnya.
Nour mengungkapkan bahwa isu yang diharapkan tahun depan terkait dengan tahun politik menjelang Pemilu 2024, menegaskan bahwa hal tersebut justru menjadi pendorong bagi lembaga zakat untuk membuktikan kemandiriannya. Ia juga menyatakan bahwa selain mandiri, amal juga harus bersifat inklusif.
“Tidak berpihak pada kelompok tertentu, tapi inklusif dan mandiri. Ini harus dipertahankan. Karena ini bagian dari amanat dan juga diatur dalam Kode Etik Kerja, maka lembaga zakat tidak boleh terlibat atau mendukung satu partai politik saja,” ujarnya. dikatakan.
Nour menyadari di tahun politik ini, amal sudah sangat lemah. Oleh karena itu, lembaga zakat sangat menitikberatkan pada pengabdian kepada masyarakat. “Lembaga zakat harus hadir sebagai bagian dari penyelesaian permasalahan masyarakat dan turut serta dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia,” ujarnya.
Zakat Ramah 2023 menyiapkan strategi peningkatan kontribusi zakat terhadap pembangunan nasional pada 2023. “Perlu penataan ulang strategi lembaga zakat,” kata Nour.
Dia mengatakan, strategi pertama yang dibutuhkan adalah mencari segmen atau sektor donor yang tidak terpengaruh resesi. Kedua, pengelolaan zakat harus lebih efektif dan efisien. Ketiga, program-program Yayasan Zakat harus relevan dengan isu dampak resesi ekonomi.
“Dengan begitu, kami hadir sebagai lembaga zakat yang menjadi bagian dari solusi dampak resesi ekonomi. Jadi, ketiganya harus masuk dalam strategi 2023,” ujarnya.