NanjombangNews – Badai wabah berlalu, perluasan aktivitas masyarakat perlahan meningkat
Aktivitas masyarakat Bali perlahan kembali meningkat setelah badai pandemi Covid-19 menerpa.
Seni, kegiatan tradisional, budaya dan agama membawa cara hidup baru. Semua berkat kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat Bali dalam menjalankan segala himbauan pemerintah dalam upaya menekan laju penyebaran virus Corona.
Ambil contoh Pesta Kesenian Bali (PKB) yang tidak bisa digelar pada 2019 dan baru akan digelar pada 2021 melalui mix (kombinasi online dan offline), akhirnya bisa digelar kembali secara tatap muka pada 2022. Menteri Dalam Negeri (Mindagri) membuka pelantikan Tito Karnavian pada Gala PKB yang digelar 12 Juni hingga 13 Juli. Kemeriahannya luar biasa, diikuti sekitar 2.400 seniman dari sembilan daerah/kota.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengatakan diselenggarakannya sidang PKB ke-44 ini merupakan dorongan penting untuk membangkitkan perekonomian dan pariwisata dari dampak pandemi Covid-19. “Kita tahu Bali kaya akan seni. Festival seni selama lebih dari empat dekade telah melahirkan pelestarian budaya, bahkan seniman menjadi maestro,” kata Tito Karnavian seperti dilansir Antara, Minggu (12/6) di Bajra Sandhi. Tugu Niti Mandala Perjuangan Rakyat di Denpasar.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga menyampaikan apresiasi yang tinggi dari Presiden Joko Widodo atas pelaksanaan PKB tersebut, apalagi dapat dilaksanakan secara langsung dan dalam skala besar. “Peristiwa ini bisa terjadi ketika kita cukup ‘yakin’ bahwa pandemi COVID-19 cukup terkendali,” katanya seraya mengatakan bahwa Bali paling terpukul oleh pandemi karena pendapatannya bergantung pada pariwisata.
Acara besar lainnya yang juga sukses digelar di Bali dan menggugah aktivitas masyarakat Bali adalah NIVLOX Lite Night Vo.4 yang diadakan pada 20 Agustus lalu. Acara musik ini merupakan acara musik pertama yang kembali digelar di Pulau Peninsula di Kecamatan Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, setelah pandemi COVID-19 merebak lebih dari dua tahun. Selama acara, diperkirakan 10.000 orang hadir secara langsung.
Penyelenggaraan KTT G-20 pada 15-16 November menjadi salah satu peristiwa yang paling berkesan. KTT G20 yang diresmikan Presiden Joko Widodo itu dihadiri sejumlah kepala negara dan delegasi. Banyak yang menilai KTT G20 telah menggerakkan perekonomian Bali. Gubernur Bali Wayan Koster menilai pariwisata mulai pulih, perekonomian mulai pulih akibat tingginya angka vaksinasi sehingga kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik meningkat.
Ia menambahkan gemilangnya pertumbuhan ekonomi Bali juga tak lepas dari penyelenggaraan KTT G20. Tingkat hunian hotel juga meningkat, khususnya di lokasi KTT G20 di Nusa Dua. “Saya kira akibat rangkaian pertemuan Presidensi G20 di Bali, tingkat okupansi hotel sekarang sangat tinggi, 60 sampai 85 persen. Bahkan di kawasan Kuta Selatan sudah mencapai 80 sampai 90 persen.”
Aktifitas masyarakat Bali yang semarak juga terlihat di sektor non-inti berjalan lambat seperti dulu hingga 100 business of office (WFO) seperti sekarang. Sebagian besar orang bahkan melepas masker yang selalu mereka kenakan saat Covid-19 merajalela.
Setelah itu, supermarket, hypermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan supermarket yang menjual kebutuhan sehari-hari beroperasi seperti biasa. Sejauh ini, kapasitas pengunjung diberlakukan 100 persen, sehingga masyarakat bebas berkunjung dan berbelanja kapan saja. Sektor pendidikan berjalan hampir normal. Jika sebelumnya semua sekolah dan perguruan tinggi di Bali melaksanakan kegiatan pembelajaran dan perkuliahan secara daring, kini dilakukan secara tatap muka. Seperti kata orang bijak, dalam kesulitan pasti ada kemudahan, pandemi Covid-19 sungguh memberikan pelajaran berharga, dan positifnya adalah dunia pendidikan kini semakin sadar akan pentingnya teknologi dalam mengembangkan sistem pembelajaran.
Di sektor transportasi, seperti angkutan umum, angkutan massal, taksi (tradisional dan online) dan kendaraan sewa, pemerintah memberlakukan batas kapasitas 100%. Namun, persyaratan perjalanan masuk dan keluar, baik menggunakan pesawat, bus, kapal laut, maupun kereta api, juga mengikuti ketentuan yang ditetapkan Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19. Untuk pertama kalinya, pada momentum libur Natal dan Tahun Baru 2023 (Natarō) 2022, pemerintah pusat tidak memberlakukan pembatasan pergerakan masyarakat. Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) hanya berencana melakukan uji acak Covid-19, seperti terminal penumpang, rest area, dan pusat layanan di titik masuk atau kawasan perbatasan antarprovinsi dan daerah/kota menuju pelabuhan transit.
Melihat realita yang terjadi, tampaknya masyarakat Bali telah berhasil melewati masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19. Orang-orang terbiasa dengan kegiatan di luar ruangan, seperti pergi berlibur, menonton konser, menghadiri festival, dan sebagainya. Ini menandai titik balik kehidupan normal baru, tanpa bayang-bayang virus Covid-19.
Sinyal itu diperkuat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang berencana mengakhiri PPKM pada akhir tahun 2022. Salah satu hal yang dipertimbangkan adalah menekan jumlah kasus positif Covid-19. Demikian disampaikan Presiden Jokowi dalam Laporan Prospek Perekonomian Indonesia 2023, di Jakarta, Rabu (21/12), dilansir Antara. Jika PPKM benar-benar berakhir menjadi hadiah untuk seluruh rakyat Indonesia. Karena yang ditunggu-tunggu sudah di depan mata, aktivitas normal dengan tatanan kehidupan baru. *
Ari Siswanto
Wartawan di Nosabali