NanjombangNews – Kaden optimis hilirisasi mampu melewati badai ekonomi pada 2023
Kadin menyarankan agar Indonesia bisa meningkatkan pangsa pasar domestiknya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimis industri hilir di berbagai sektor komoditas mampu melewati badai ekonomi pada 2023. Dalam perekonomian dengan porsi ekspor belum sepenuhnya.
Ketua Kadin Arsjad Rasjid dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis mengatakan, “Kadin berharap pemerintah dan pelaku usaha dapat bekerja sama menciptakan nilai tambah sumber daya alam sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan daya saing komoditas ekspor unggulan Tanah Air.” (29/12/2022).
Menurutnya, tahun 2023 bisa menjadi tahun transformatif jika pengusaha mampu mengidentifikasi peluang pasar yang tepat, misalnya di sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik.
Indonesia dikaruniai banyak mineral dan potensi energi terbarukan, sehingga hilirisasi harus dilaksanakan agar ada nilai tambah dan stimulasi pertumbuhan ekonomi. Selain terseret potensi badai ekonomi, tujuan hilirisasi menjadi ekonomi terbesar dunia pada 2045 dan mencapai emisi nol bersih pada 2060 juga harus dilaksanakan.
Di sisi lain, Arjad menyarankan agar Indonesia dapat meningkatkan pangsa pasar domestik dan memanfaatkan peluang pembangunan yang ada di tengah gejolak ekonomi global. “Permintaan domestik Indonesia tetap kuat dengan kontribusi sebesar 55 persen terhadap PDB Indonesia. Oleh karena itu, selama kita dapat menjaga daya beli konsumsi masyarakat, perekonomian Indonesia dapat terus berputar,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, dukungan pemerintah sangat penting untuk menjaga konsumsi dan daya beli masyarakat. Pemerintah dapat memberikan bantuan tunai kepada masyarakat kurang mampu untuk menjaga daya beli, serta insentif kepada pelaku usaha terutama yang berbahan baku impor agar tidak menambah biaya produksi yang dapat mengakibatkan harga barang di pasaran menjadi lebih tinggi.
Ia melanjutkan, pasar dalam negeri juga harus diperkuat dengan percepatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan P3DN (peningkatan penggunaan produksi dalam negeri). Selain itu, kata dia, ada kebutuhan mendesak untuk mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mendukung rantai pasok lokal guna mensukseskan upaya ini.
Sumber: antara