NanjombangNews – Nataro, perusahaan senyum cerah industri pariwisata, menyambut tahun 2023
NanjombangNews, JAKARTA – Memfasilitasi pergerakan menuju kenormalan merupakan sinyal baik bagi industri pariwisata yang selama tiga tahun terakhir mengalami resesi akibat pandemi COVID-19, terutama pada masa liburan Natal 2022 dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, momen Nataro yang ditopang oleh pergerakan yang semakin longgar berdampak positif bagi industri pariwisata. Hal ini terlihat dari meningkatnya kunjungan ke berbagai tempat wisata.
“Efeknya pasti positif. Ada peningkatan signifikan jumlah pengunjung di banyak tempat wisata, dan puncaknya mungkin antara Natal dan Tahun Baru, 1-2 Januari 2023,” jelasnya.
Setelah sekian lama berpuasa, lanjut Bhima, industri pariwisata mulai mengalami peningkatan omzet dan pundi-pundi keuangan perusahaan yang sebelumnya defisit bertambah.
Tidak hanya itu, penyerapan tenaga kerja yang sebelumnya tertahan secara bertahap dapat kembali pulih menjelang akhir tahun seiring dengan permintaan yang terus meningkat.
Bhima juga meyakini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021, sektor pariwisata tahun ini setidaknya bisa pulih dan tumbuh hingga 25%. secara tahunan (yoi).
“Pertumbuhan sektor pariwisata akhir tahun ini bisa sangat tinggi dibandingkan tahun 2021, dan bisa berkisar antara 20 hingga 25 persen,” imbuhnya.
Di tahun 2022, sektor pariwisata mulai menunjukkan pertumbuhan, namun masih membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya terutama pada arus kas perusahaan.
Agen perjalanan dan hotel dibanjiri permintaan
Agen perjalanan atau travel agent optimistis selama Hari Raya Nasional dan Keagamaan (HBKN) Nataro, penjualan paket perjalanan atau produk wisata bisa tumbuh hingga 20 persen.
Wakil Presiden Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budijanto Ardiansyah mengungkapkan tahun ini diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi, bahkan lebih tinggi dari tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19.
“Yang jelas kita lihat akan lebih tinggi dari tahun 2019, sebelum pandemi. Tahun 2019 ini akan meningkat sekitar 10-15 persen, dan Nataro mungkin sekarang sampai 15 persen,” ujarnya, Minggu. (11/12/2022).-20 persen, semoga.”
Meski ada kenaikan harga tiket pesawat, hal itu, menurut Bodhi, tidak menyurutkan minat masyarakat untuk berlibur di dalam negeri karena bergantung pada perjalanan darat yang disubsidi jalan tol.
Hal ini juga terlihat dari hasil survei DataIndonesia.id yang menunjukkan bahwa 81,58 persen masyarakat yang berlibur lebih memilih menggunakan jalur darat, baik menggunakan kendaraan pribadi (56,85 persen), bus (11,64 persen) dan kereta api (13,85 persen). 01 persen). Sedangkan sisanya memilih transportasi udara dan laut untuk mencapai tujuan wisatanya.
Selain itu, para pelaku bisnis perhotelan juga melihat peningkatan tingkat hunian atau okupansi kamar hotel selama periode Nataro.
Presiden Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi P. Sukamdani melaporkan okupansi hotel di destinasi wisata pilihan sudah full booking atau 100 persen.
“Hunian hotel dari Nataro dalam kondisi baik. Misalnya, sekarang Anda mencari hotel di Bandung, Solo, Yogyakarta, dan Bali Selatan, semuanya penuh. Saat ini secara umum jika kita berbicara tentang hotel pilihan di tempat tujuan wisata [okupansinya] Dijelaskannya, Selasa (27/12/2022).
Awal yang baik untuk tahun 2023
Haryadi berharap momen Nataro menjadi awal yang baik di tahun 2023 karena kondisi pariwisata baik transportasi maupun hotel, restoran dan kafe sudah jauh lebih baik dibandingkan tiga tahun terakhir.
“Baru nanti Januari 2023, setelah itu okupansi tetap ada. Yang jelas tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.
Tidak hanya okupansi, pulihnya pariwisata juga terlihat dari bertambahnya jumlah hotel berbintang sepanjang tahun 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2022 jumlah hotel berbintang di Indonesia sebanyak 3.763 unit. Jumlah tersebut meningkat 6,87 persen dibandingkan tahun 2021 yang meliputi 3.521 unit.
Seluruh hotel bintang lima ini akan memiliki 358.833 kamar pada 2022. Jumlah itu juga meningkat 3,99 persen dari tahun lalu sebanyak 345.062 kamar.
Selain itu, dengan dukungan perpanjangan restrukturisasi kredit, ekonom Bhima menilai sektor hotel dan makanan minuman (mamen) dapat membantu pariwisata menjadi lebih kuat pada 2023.
“Menjadi awal yang baik untuk tahun 2023, beberapa mungkin lebih cepat untuk menyelesaikan restrukturisasi kredit mereka dan mereka tidak menutup kemungkinan bank menawarkan pinjaman baru untuk sektor terkait pariwisata,” pungkas Bhima.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga optimistis dengan meningkatkan target kunjungan kedua wisman dari batas atas 3,4 juta kunjungan menjadi 7,4 juta kunjungan pada 2023.
Menparekraf Sandiaga Selahattin Ono juga melihat tantangan yang akan terjadi pada 2023 sebagai peluang, salah satunya terkait kenaikan harga tiket pesawat.
Ia mengatakan dalam jumpa pers akhir tahun, Senin (26/12/), bahwa kenaikan harga tiket pesawat merupakan peluang untuk mendapatkan wisatawan yang unggul, dengan masa tinggal yang lebih lama, dan berdampak ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat). 2022).
Lihat berita dan artikel kami yang lain di berita Google
Tonton video unggulan di bawah ini: