Sisono Yodo Hosodo : Pembela Sukarno, Orang Percaya Suharto

NanjombangNews – Sisono Yodo Hosodo : Pembela Sukarno, Orang Percaya Suharto

Jakarta

Ire Sisono Yodo Hosodo mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem (Wantim) yang dijabatnya sejak 2017. Pria kelahiran Long Iram, Kalimantan Timur, 4 Juli 1943 ini memiliki sejarah panjang bekerja di bidang politik. Sebelum masuk NasDem, Siswono sudah aktif di Golkar sejak 1983.

“Saya menjadi politisi karena pada tahun 1983 saya diundang oleh Letnan Jenderal Sudharmono (Ketua Umum Golkar, 1983-1988) untuk memimpin Departemen Koperasi dan Kewirausahaan bersama Eric Samola,” tulis Sisono dalam bukunya “Negeri Seribu Pelangi, ” diterbitkan oleh Elex Media pada Juni 2022.

Pada masa pemerintahan Sudarmono, untuk pertama kalinya jabatan Sekjen Golkar dipegang oleh seorang sipil, yaitu Saruno Kusumatmadja. Wakil pemuda menjadi ketua Golkar. Begitu pula DSG yang diisi oleh para tokoh pemuda, seperti Akbar Tandjung, Oka Mahendra, Sudarmadji dan David Nabitupoulou. Akbar dan David dari KNPI Codes.

Pada tahun 2009, Siswono masih tercatat sebagai anggota DPR dari Partai Golkar dapil Jawa Tengah 1. Namun pada tahun 2014 tidak melanjutkan karena faktor usia, kemudian bergabung dengan NasDem pada tahun 2017 dan menjadi Ketua Dewan Pertimbangan.

Sebelum terjun ke dunia politik, Sisuno yang memperoleh gelar insinyur sipil dari ITB pada 1968 ini adalah pengusaha konstruksi di bawah bendera PT Tjipta Bangun Persada. Ia mengaku memilih menjadi pengusaha karena terpaksa. Sebagai pengikut Sukarno, ia paham betul akan kesulitan jika menjadi pegawai negeri.

Gara-gara G30S/PKI, presiden yang mendukung Presiden Sukarno selama 1,5 tahun diberhentikan sementara. Alhasil, ia baru lulus ITB tahun 1968 yang seharusnya tahun 1966. Selama menganggur, ia membantu ibunya berjualan penggorengan dan pompa air, serta menjadi agen rokok Kosgoro di Malang.

“Saya juga sempat berjualan bawang putih dari Batu ke Jakarta, untungnya lumayan, jadi bisa beli motor BMW R27 series begitu aktif lagi di kampus, padahal dulu saya kuliah di hotel ontel. ditangguhkan kata Sesono.

Setelah keluar dari ITB, ia mendirikan CV Bantun Tjipta pada 28 Januari 1969. Tiga tahun kemudian nama dan nama badan usaha berubah menjadi PT Tjipta Bangun Persada yang bergerak di bidang konstruksi. “Semua proyeknya sangat sederhana, yaitu membenahi toilet rumah,” kata Sisono.

Usahanya terus berkembang. Ia bertugas membangun perbaikan jalan, membangun jembatan, pemukiman imigran, hingga pelabuhan, dan berbagai proyek lain dari Pertamina.

Pada tahun 1978, pengusaha Sukamdani Sahid memperkenalkan Jitusarjono Sisono kepada Presiden Soeharto. Saat itu, Soeharto berniat mengembalikan makam Bung Karno di Blitar. Meski ada BUMN, Suharto mempercayakan proyek itu kepada Siswono. Saat ditanya kenapa memilih dirinya sendiri ketimbang BUMN, jawaban Suharto Sisono mengejutkannya.

“Kakak Sisono mengagumi Peng Karno. Saya juga mengagumi. Kak Sisono bergabung dengan Front Sukarno di Jawa Barat, kan?”

Pada Maret 1981, Siswono mendapat tugas untuk merestorasi makam Bung Hatta di Tanah Kusir dengan menggunakan arsitektur Minangkabau.

Jelas, kedua tugas itu merupakan bagian dari ujian Suharto. Akhir Februari 1988, Soeharto memanggil Sisono kembali ke Cendana. Kali ini ia didaulat menjadi Menteri Perumahan Rakyat. Pada tahun 1993, ia kembali diangkat menjadi Menteri Imigrasi dan Pemukiman Pendaki Hutan hingga tahun 1998.

Kiprahnya berakhir ketika Golkar berganti menjadi Partai Golkar pada 1999. Karena mendukung Jenderal Eddy Sudrajat, ia menolak masuk Dewan Pusat partai pimpinan Akbar Tanjung, 1999-2004.

(jat/rdp)

Check Also

FIFA mengumumkan nominasi FIFA Best Football Awards 2022 |  Republica Online

FIFA mengumumkan nominasi FIFA Best Football Awards 2022 | Republica Online

NanjombangNews – FIFA mengumumkan nominasi FIFA Best Football Awards 2022 | Republica Online Piala Asia …