NanjombangNews – Kartu Prakerja membantu tenaga kerja yang terdampak pandemi
Pandemi Covid-19 telah mengguncang perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia. Di masa pandemi, pemerintah meluncurkan program Kartu Prakerja untuk membantu para pencari kerja dan pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Program Kartu Prakerja merupakan bantuan pelatihan hemat biaya yang ditujukan untuk mengembangkan kompetensi kerja.
Mengutip laporan sejumlah media, hingga Oktober 2022, realisasi anggaran penyaluran insentif kartu prakerja mencapai Rp12,9 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi tersebut digunakan untuk membantu biaya pelatihan, insentif pencarian kerja, dan insentif survei appraisal. Bantuan dan insentif ini disalurkan kepada kurang lebih 3,67 juta peserta.
Program Kartu Prakerja merupakan salah satu upaya pemerintah untuk membantu masyarakat yang mata pencahariannya terdampak akibat pandemi COVID-19. Penerima manfaat kartu prakerja umumnya adalah pencari kerja, pekerja yang di-PHK, dan pekerja yang perlu meningkatkan efisiensi kerja.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Kartu Prakerja selama ini bermanfaat dalam meningkatkan lapangan kerja pesertanya, meningkatkan pendapatannya, dan mendorong kewirausahaan.
Dari Survei Nasional Prospek Ekonomi Politik Nasional Indonesia periode 21-27 November 2022, program kartu prakerja diketahui mencakup empat program kerja utama pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang manfaatnya lebih banyak. Saya merasa untuk masyarakat.
Peneliti Poltracking Indonesia Masduri menjelaskan ada tiga program kerja selain kartu prakerja (dipilih oleh 7,5 persen peserta), yaitu bantuan langsung tunai (28,9 persen), Kartu Indonesia Sehat (9,9 persen), dan pembangunan jalan/transit. (7,8 persen).
“Kartu Prakerja masuk dalam empat program pemerintah yang paling menguntungkan. Hasil ini menunjukkan bahwa Kartu Prakerja diterima dan diapresiasi dengan baik oleh masyarakat.” Katadata.co.idSelasa (27/12/2022).
Madduri menambahkan, program kartu prakerja memang dirasakan masyarakat selama ini, terlebih di tengah pandemi COVID-19. Di masa pandemi, perekonomian lesu bahkan banyak pekerja yang terkena PHK.
“Oleh karena itu, tentunya kebutuhan untuk mengembangkan efisiensi kerja khususnya kompetensi digital semakin meningkat,” ujar Masduri. Peningkatan kompetensi digital ini diakomodasi melalui Program Kartu Prakerja.
Sementara itu, berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional Badan Pusat Statistik (Sakernas BPS) per Februari 2021, tercatat 91 persen responden merasa keterampilan kerja mereka meningkat berkat kartu prakerja. Selain itu, 84 persen responden memanfaatkan insentif untuk kebutuhan sehari-hari.
Riset lainnya, khusus dari survei Cyrus Network pada 1-5 Mei 2021 terhadap 2.000 peserta kartu prakerja, diketahui 29 persen responden menyatakan sebelumnya menganggur, kemudian bekerja atau berwiraswasta. . Sebanyak 98 persen responden mendapat tambahan ilmu, dan 98 persen merasakan insentif sebagai jaring pengaman sosial di tengah pandemi.
CSIS juga melakukan survei terhadap 2.000 responden yang mencatat bahwa responden peserta kartu prakerja mengalami peningkatan pendapatan atau omzet bulanan hingga 5 persen. Survei ini dilakukan mulai 27 Juli hingga 2 Agustus 2021.
Belum lagi hasil Sakernas BPS Agustus 2021 terhadap 300.000 rumah tangga ditemukan 87 persen setuju keterampilan kerja meningkat berkat program kartu prakerja.
Semua ini sejalan dengan survei evaluasi MPPKP tahun 2021. Hasilnya, 98 persen penerima manfaat menganggap pelatihan tersebut untuk mendorong kewirausahaan, 98 persen penerima manfaat yang berwirausaha melihat peningkatan omzet terkait kartu prakerja. pelatihan, dan 69 persen menggunakan penerima Insentif sebagai modal usaha.
Hingga 70 persen penerima manfaat menggunakan insentif mereka untuk modal kerja. Mengutip dari Laporan Manajemen Pelaksanaan Program Kartu Prakerja (MPPKP) 2021, peneliti mikro Indonesia Widdi Mugijayani mengatakan bahwa kartu prakerja membantu penerimanya mendirikan perusahaan, mengembangkan usahanya, atau setidaknya bertahan di masa pandemi.
Jika Anda ingin menerima manfaat kartu prakerja, Anda harus memenuhi beberapa syarat. Mereka harus terdaftar sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), berusia minimal 18 tahun, dan tidak sedang mengikuti pendidikan formal. Untuk mendapatkan manfaat Bantuan Kartu Prakerja, calon penerima harus mendaftar secara online. Pendaftaran hanya dilakukan melalui website www.prakerja.go.id.
Merujuk pada keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pemerintah menjamin kelanjutan program kartu prakerja hingga tahun 2023. Pelaksanaannya menggunakan skema normal yang memberikan bantuan pelatihan lebih besar.
Kartu Prakerja akan lebih fokus membantu peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, berupa bantuan langsung berupa biaya pelatihan bagi peserta dan insentif pascapelatihan dengan berbagai jenis pelatihan. keterampilan, Dan Pengembangan keterampilan.
“Program Kartu Prakerja akan lebih fokus pada peningkatan efisiensi tenaga kerja karena konsep awal program ini diluncurkan sebelum era pandemi COVID-19,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dikutip dari halaman Ekon.go.idSehubungan dengan penerapan skema kartu prakerja reguler pada tahun 2023, pemerintah akan menyesuaikan besaran bantuan yang diterima peserta menjadi Rp 4,2 juta per kapita. Rinciannya meliputi biaya pelatihan Rp 3,5 juta, insentif pasca pelatihan Rp 600.000 yang akan diberikan satu kali, dan insentif survei Rp 100.000 untuk pengisian kuesioner sebanyak dua kali.
Menko Airlangga juga mengatakan, program kartu prakerja akan dilaksanakan secara online dan offline serta hibrida Selain memungkinkan penerima bantuan sosial dari kementerian/lembaga lain, seperti Kementerian Sosial, Bantuan Upah, atau Bantuan Usaha Kecil (BPUM) untuk dapat menerima manfaat dari kartu prakerja.