Wow Pembacaan berbasis QR Code untuk Augmented Reality

NanjombangNews – Pembacaan berbasis QR Code untuk Augmented Reality

Diana Sugiana
DKM Tata Usaha Fathurridlo Cibaregbeg Kota Tasikmalaya

Menutup kisah hidup di penghujung tahun 2022, ijinkan penulis berbagi inovasi sebagai wacana di bidang religi. Tidak terlalu sulit, sepertinya kita pasti mengetahui dan mengalami program pengajian. Acara ini memiliki tujuan khusus sebagai upaya untuk memasyarakatkan mentalitas religius dan juga sebagai bentuk silaturahmi. Singkatnya, bagi umat Islam istilah tajwid sudah tidak asing lagi.

Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan secara sederhana model tajwid yang pada umumnya dilakukan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis. Kemudian mencoba menjelaskan model pengajian berbasis augmented reality yang terintegrasi dengan teknologi dalam penyampaian materi pengajian.

Dengan tidak bersikap tidak sopan dan tidak bermaksud untuk menjaga semua orang, penulis pada tingkat awal akan merevisi formulir belajar yang biasa kami lakukan. Secara umum bentuk ceramah merupakan metode penyampaian materi yang biasa dilakukan. Metode ini sering disebut Kuliah Umum atau jika melibatkan orang banyak dan tempat yang luas biasanya disebut Tabligh Akbar. Inti dari model resitasi jenis ini adalah bagaimana agar pembicara dapat menyampaikan materi ceramah secara langsung dan penerima dapat memahami dan melaksanakan pesan yang baik dari pembicara.

Penyiaran

Dalam model ini sisi baiknya adalah: Dapat memperkokoh ajaran Islam dan adanya cara untuk mempererat silahturahmi bagi semua dalam rangka pencarian ilmu guna meningkatkan pemahaman dalam kehidupan beragama di bawah naungan Negara Kesatuan Republik. Indonesia. . Untuk mengurangi kekurangan, umumnya pembicara menambahkan kesan humor agar penerima pesan dapat fokus dan penyampaian materi tidak monoton dan akhirnya dipahami oleh semua orang. Intinya, penulis lebih lanjut berpendapat bahwa bentuk pengajian ini harus diketahui dan dipahami oleh semua orang jika ditelaah dari pengalaman hidup mereka dalam beragama.

Apalagi dengan segala kerendahan hati, penulis mencoba menghadirkan model pengajian sebagai pelengkap wacana model kekinian dengan memasukkan teknologi sebagai alat bantu penyampaian pesan-pesan baik dari pembicara. Hal ini disampaikan karena merupakan bentuk adaptasi terhadap kemajuan teknologi dan ada generasi yang lahir dan memiliki peradaban yang berbeda sebelumnya.

Penulis mengatakan bahwa sebagai umat Islam kita harus berusaha beradaptasi dengan peradaban dalam segala hal. Dalam hal ini, model tajwid dimasukkan sebagai sarana mencari ilmu untuk maju.

Kode QR

Salah satu ide yang penulis tawarkan adalah model pembelajaran berbantuan augmented reality jenis kode QR. Bentuk ini harus disertai dengan kapasitas partisipasi yang terbatas dan kondisi generasi juga harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebermanfaatan acara pengajian dan menyempurnakan materi yang disampaikan oleh narasumber. Jangan sampai kita bertemu tapi minimnya ilmu yang terkumpul berimbas pada praktek pemahaman yang perlahan meningkat.

Penulis memaparkan latar belakang ide QR code tipe AR dan penggunaannya pada kolom opini media online Kapol.id edisi 26 Februari 2022 dan edisi 12 Maret 2022. Dengan segala hormat, penulis juga berusaha untuk memberikan wacana model pengajian dengan bantuan QR code jenis augmented reality. Sebagai sarana penyampaian pesan yang baik dan bermanfaat dari pembicara sebagai penyaji.

Berikut langkah-langkah persiapannya. Presenter mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam bentuk tulisan. Materi dibuat dalam bentuk QR Code online, QR code diunduh dan dicetak di atas kertas. Kemudian dipotong kecil-kecil untuk kemudian dibagikan kepada jamaah yang hadir. Pada saat akan diadakan pengajian, jamaah dihimbau untuk membawa smartphone aktif atau jika tidak membawa dapat dibagikan kepada teman-teman yang hadir.

Perlu diingat, jamaah yang hadir pun harus terlebih dahulu mengunduh dan memasang aplikasi QR Code reader di smartphone yang dibawanya dengan bantuan dan arahan dari panitia penyelenggara sebelumnya.

penerapan

Dosen sebagai pembicara membuka kuliah dengan pengarahan sebagai pengantar. Kemudian narasumber berkoordinasi dengan panitia dan meminta panitia untuk membagikan kode QR yang sudah dicetak kepada jamaah yang hadir. Para penyembah mulai memindai kode QR yang tercetak dan membaca materi pembicara. Kemudian terjadi dialog antara pembicara dan jamaah yang hadir.

Menjelaskan kepada dosen sebagai pemateri tentang materi yang kurang dipahami jamaah dan materi yang diminta jamaah. Terakhir, pembicara menutup pemaparan materinya dengan penutup dan memanjatkan doa mohon keberkahan semuanya. Berikut adalah contoh dasar dan sederhana tampilan QR code bahan kajian dari seorang dosen untuk di scan oleh jamaah.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan bahwa hal-hal yang dipaparkan sangat sederhana, tidak sempurna, sedikit referensi pendukung dan tentunya perlu latihan nyata dalam mengadaptasi. Penulis mempersilakan pihak terkait atau berkepentingan untuk mencoba model ini demi kemajuan bersama. Melihat hal-hal yang penulis ungkapkan di atas adalah sesuatu yang baru.

Ini juga merupakan adaptasi dari kemajuan teknologi yang harus selalu bermanfaat bagi kemajuan generasi setelah kita. Penulis berkeyakinan bahwa model ini dapat diterapkan khususnya pada pengajian generasi muda untuk pembinaan mental dan spiritual melalui program pengajian Maghrib atau pengajian sejenis.

Akhirnya dari ide ini, akhirnya kami dapat memperkenalkan modul elektronik yang dapat menjadi model pengajaran untuk pengajian. Dan bersenang-senang. ***

Check Also

Mantap Spesifikasi Redmi Note 12 Pro Speed ​​Edition: HP RAM 12 GB Harga Rp 4 Jutaan

Mantap Spesifikasi Redmi Note 12 Pro Speed ​​Edition: HP RAM 12 GB Harga Rp 4 Jutaan

NanjombangNews – Spesifikasi Redmi Note 12 Pro Speed ​​Edition: HP RAM 12 GB Harga Rp …