NanjombangNews – Boissello mengimbau semua elemen untuk menjaga pelaksanaan pemilu
POJOKBANDUNG.com, Suriah – Jelang Pilkada Serentak 2022, Bawaslu Indonesia merilis Indeks Kerawanan Pemilu (IKP). Kabupaten Bandung termasuk dalam pelepasan sebagai daerah dengan kategori resiko tinggi.
Koordinator Bidang Pencegahan, Partisipasi dan Humas Kabupaten Bandung Bawaslu Hedi Ardia mengatakan berdasarkan kategori kerawanan parah yang dikeluarkan dalam IKP, Kabupaten Bandung menduduki peringkat ketiga secara nasional.
“Jika dilihat dari IKP, Kabupaten Bandung menempati peringkat ketiga secara nasional untuk kategori paling rentan, dan skornya mencapai 91,59%, menyisakan Majalengka di urutan kedua dengan 67,14%, yakni untuk konteks Jawa Barat,” kata Hedi, Selasa (27/ 2019) 12).
Dari 61 indikator yang menunjukkan tingkat kelemahan pilkada, Kabupaten Bandung dinilai sebagai bukti kelemahan pilkada dengan total 29. “Dengan 29 indikator kelemahan, hasilnya yang membuat Kabupaten Bandung masuk tiga besar secara nasional.”
Dalam dimensi sosial politik, masih banyaknya kasus di Kabupaten Bandung yang membuat tingkat kerawanan pemilu menjadi tinggi. Setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi penilaian IKP yaitu rusaknya pilar kampanye dan isu imparsialitas.
“Isu ketidakberpihakan merupakan pelanggaran yang sering terjadi yang selalu ada, biasanya terkait dengan ASN atau unsur kepala desa.Pada pemilu sebelumnya ada 31 kasus netralitas aparatur sipil negara (ASN), sedangkan ketidakberpihakan aparat kepala desa terjadi dalam dua kasus yang terjadi selama pemilihan provinsi.”
Untuk mencegah terjadinya kecurangan pada saat pilkada, Bawaslu Kabupaten Bandung mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan atau aparatur sipil negara Kabupaten Bandung untuk ikut aktif mengantisipasi pelanggaran. Apalagi di era media sosial, tingkat kerentanan juga semakin meningkat.
“Bagi ASN, aktivitas di media sosial juga harus diperhatikan karena jika tidak bijak bisa menjadi bumerang karena erat kaitannya dengan ketidakberpihakan ASN dalam pemilu,” jelasnya.
Diakui Al-Hadi, penanganan kasus pelanggaran pemilu tidak mudah. Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh peserta pemilu mendatang agar dapat menggelar pemilu damai, khususnya di Kabupaten Bandung.
“Sebaiknya kita bersama seluruh pemangku kepentingan fokus pada pencegahan agar nantinya Kabupaten Bandung bisa menjadi penyelenggara pemilu yang baik dengan minim pelanggaran, agar kesalahan yang dilakukan tidak terulang kembali,” pungkas Hedi.
(cr1)