Wow Pemanfaatan limbah tetes tebu menjadi bioetanol

NanjombangNews – Pemanfaatan limbah tetes tebu menjadi bioetanol

JournalPost.com – Pabrik gula merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang pengelolaan bahan baku tebu untuk menjadi produksi utama gula SHS dengan hasil samping molase yang masih belum dimanfaatkan atau diolah sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi, salah satunya Pemanfaatan limbah tetes tebu yang bernilai ekonomi tinggi dilakukan dengan mengolah limbah tetes tebu menjadi bioetanol
Mahasiswa teknik kimia UPN “veteran” Jawa Timur ini mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan potensi nilai limbah industri yang masih belum termanfaatkan untuk memperoleh manfaat dan nilai ekonomi yang tinggi serta menjaga lingkungan dengan penanganan limbah industri secara baik.

Molases merupakan limbah sisa dari kristalisasi gula yang berulang-ulang sehingga tidak dapat lagi diolah menjadi gula. Tetes tebu masih mengandung 50% hingga 60% gula. Bioetanol pada dasarnya adalah senyawa etanol atau alkohol yang diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol yang diperoleh dari fermentasi dapat mengandung kadar yang berbeda-beda. Bioetanol yang mengandung 90-94% disebut bioetanol sintetik. Jika bioetanol yang diperoleh 94-99,5% maka disebut bioetanol netral. Umumnya bioetanol jenis ini digunakan untuk minuman anggur campuran, yang terakhir adalah bioetanol kelas bahan bakar. Kadar bioetanol ini sangat tinggi, minimal 99,5%.

Cara pembuatan bioetanol yang paling mudah adalah dengan bahan yang mengandung kadar gula tinggi, salah satunya tetes tebu. Molases merupakan hasil samping tanaman tebu yang memiliki kadar gula sangat tinggi (>50%). Berikut cara mengubah limbah tetes tebu menjadi bioetanol:

sebuah. Bahan dan alat
Bahan yang digunakan adalah tetes tebu, air, dan Saccharomyces cerevisiae. Peralatan utama yang digunakan adalah tangki fermentasi, refraktometer, gelas beaker, gelas ukur, timbangan analitik, dan sendok.

Prosedur kerja
1. Encerkan tetes tebu

Molase diencerkan dan divariasikan dengan air dengan perbandingan 1:1,1:2,1:3 sesuai dengan variasi spesifiknya.
(Sumber: dokumen pribadi)

2. Tambahkan ragi

Ditambahkan bakteri Saccharomyces cereviseae yang dapat memfermentasi gula menjadi etanol, dan ditambahkan 10 gram Saccharomyces cereviseae.
(Sumber: dokumen pribadi)

3. Fermentasi

Proses fermentasi akan berlanjut beberapa jam setelah semua bahan dimasukkan ke dalam fermentor. Gelembung udara kecil terlihat dari dalam fermentor. Gelembung udara ini adalah gas karbon dioksida yang dihasilkan selama proses fermentasi. Terkadang terdengar suara gemericik selama proses fermentasi ini. Selama proses fermentasi, suhu tidak melebihi 36°C dan pH dijaga pada 4,5 – 5. Proses fermentasi berlanjut selama kurang lebih 7 hari. Salah satu tanda fermentasi selesai adalah tidak terlihat adanya gelembung udara.
(Sumber: dokumen pribadi)

4. Periksa kadar etanol dengan refraktometer alkohol

Periksa kadar alkohol untuk setiap variabel yang ditentukan menggunakan refraktometer
(Sumber: dokumen pribadi)

Melihat potensi bioetanol yang sangat baik, maka mahasiswa memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa, pedagang kaki lima, dan pekerja pabrik agar dapat memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan pabrik menjadi produk yang bernilai.

Kegiatan ini memberikan sosialisasi dan pelatihan mengenai proses pemanfaatan limbah tetes tebu dalam bioetanol sebagai bahan bakar alternatif. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dan PKL serta pekerja pabrik memahami keterampilan dan kesadaran penanganan limbah industri.

Pengarang: Farhan Azaki
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Veteran Universitas UPN Jawa Timur

Check Also

Wow Aris Paywai asli Sulawesi Selatan Jadi Plt Wali Kota Batu, Komitmen Pengembangan Pariwisata di Jawa Timur

Wow Aris Paywai asli Sulawesi Selatan Jadi Plt Wali Kota Batu, Komitmen Pengembangan Pariwisata di Jawa Timur

NanjombangNews – Aris Paywai asli Sulawesi Selatan Jadi Plt Wali Kota Batu, Komitmen Pengembangan Pariwisata …