NanjombangNews – Digitalisasi desa untuk mengembangkan potensi wisata dan perajin lokal
Darillot – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendukung digitalisasi desa untuk mengembangkan potensi wisata, kuliner, dan produk artisanal (kerajinan tangan) lokal.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengharapkan pembangunan infrastruktur digital termasuk Terminal BaseTransceiver BTS dapat meningkatkan taraf ekonomi penduduk desa dengan memperluas pasar.
“Infrastruktur digital sudah banyak dikembangkan di Indonesia. Bahkan Presiden RI Joko Widodo berharap pembangunan infrastruktur digital dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” kata Johnny saat berbincang dengan Kepala Desa Golo Loni di BTS Tower daerah Desa Golo Loni, Rana Miss. Kecamatan, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Menkominfo mengatakan, Badan Akses Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Telkomsel menyediakan layanan komunikasi untuk mensosialisasikan digitalisasi Desa Wisata Golo Loni.
Pemerintah melaksanakan Program yang dibuat dengan bangga di Indonesia Dan Bangga berwisata di Indonesia aja.
Menurut Menkominfo, program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembelian produk lokal, mendorong kemampuan dan keahlian lokal, serta mengembangkan karya seni dan kreasi lokal.
Menteri Goni mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memberikan pelatihan digital yang dapat digunakan warga untuk mendorong pemasaran wisata Desa Golo Loni.
Kepala Desa Golo Loni Johannes B. Okalong Digitalisasi sangat membantu. Selama ini sudah ada sejumlah turis yang datang dari Amerika, Jerman, dan Australia ke pedalaman. Mereka bertahan hingga seminggu.
Manajemen Bomdis
Konversi Digital Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah salah satunya larutan dalam memperluas pasar.
Hal ini juga sebagai upaya BUMDes untuk mengikuti perkembangan teknologi. Selain mendorong transformasi digital, dukungan pembiayaan permodalan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi faktor penting dalam pengelolaan BUMDes.
Data Kementerian Desa menunjukkan bahwa hingga tahun 2021, sebanyak 51.134 desa di Indonesia telah memiliki BUMDes dan 1.852 BUMDes telah menggunakan teknologi dalam memasarkan produknya (Perdagangan elektronik).
Transformasi digital BUMDes ini terjadi akibat pandemi Covid-19 dan diharapkan dapat menstimulus dan mendorong transformasi digital BUMDes lainnya.
Presiden BRIN Riset dan Inovasi (BRIN) Laksana Tri Handuko mengatakan BUMDes dapat berperan sebagai solusi konkrit pemulihan ekonomi desa menuju desa maju dan sejahtera.
Menurut Handoko, BUMDes memiliki potensi besar karena dapat mewadahi kegiatan di bidang ekonomi, pelayanan publik dan pemanfaatan aset desa yang dikelola desa atau kerjasama antar desa.
Menurut Handoko, per Juli 2022 jumlah BUMDes yang berbadan hukum sebanyak 7.902. Jumlah ini naik tiga kali lipat dibanding Januari 2022 yang hanya 2.628.
Peningkatan jumlah BUMDes yang pesat ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa.
“Untuk mencapai manfaat yang seluas-luasnya, BUMDes harus dikelola secara profesional, transparan, dan kokoh, sehingga BUMDes tidak hanya diam, berbadan hukum, lalu bubar,” ujarnya.
Handoko BUMDes juga mendorong transformasi digital. Menerapkan ekosistem digital di era 4.0 saat ini bukan lagi sekedar pilihan, melainkan sudah menjadi kebutuhan.
Hal ini agar BUMDes tidak hilang dari persaingan komersial. “BUMDes juga harus memiliki sumber daya manusia yang memiliki jiwa wirausaha yang kuat, inisiatif yang tinggi dan komitmen yang kuat terhadap tugas dan tanggung jawabnya untuk pengembangan usaha,” ujarnya.
Pengembangan usaha BUMDes harus melalui studi kelayakan usaha yang sangat teliti, baik dari segi pembiayaan, pasar, pemasaran, teknis operasional (lokasi, bahan baku, teknologi, proses produksi, tenaga kerja), dampak sosial ekonomi dan lingkungan.