Pengamat politik melihat adanya tumpang tindih dalam penyaluran hibah

NanjombangNews – Pengamat politik melihat adanya tumpang tindih dalam penyaluran hibah

jatimnow.com – Pengamat politik dari Universitas Negeri Surabaya (UNISA) Mubarak Muharram juga menyinggung isu penggelapan dana beasiswa di Jawa Timur yang menyeret politikus Partai Golkar Sahat Tua Simanjuntak.

Mubarak mengatakan sistem penyaluran hibah rentan dimanipulasi saat ini. Pasalnya, dalam kasus yang terjadi di Madura, tidak semua uang hibah yang diarahkan ke daerah mendapat rekomendasi atau koordinasi dengan pemerintah daerah.

Pada Minggu (25/12/2022), Mubarak mengatakan, “Pemerintah (uang hibah) harus disalurkan melalui otoritas terkait. Misalnya masalah kesehatan yang bisa ditangani oleh dinas kesehatan (daerah).”

Dari catatannya, kasus OTT KPK terhadap Sahat Simanjuntak bukanlah kejadian yang baru-baru ini terjadi. Terbentuk kerjasama antara legislatif dan kelompok masyarakat untuk menjadi penerima dana hibah yang dituju.

Untuk mencegah situasi ini terulang kembali, Mubarak mengusulkan agar uang hibah itu disalurkan ke depan melalui lembaga eksekutif, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah provinsi, secara langsung. Harapannya, titik bantuan tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan rencana aksi pemerintah daerah.

“Dengan begitu, ada formal check and balance. Minimal ada koordinasi. Aturannya harus seperti ini,” ujarnya.

Baca juga:
Sumenep tentang manfaat uang hibah: Tidak penting, kemiskinan masih tinggi

Dia menyarankan agar hibah ini disalurkan sesuai regulasi agar tepat sasaran dan tidak terjadi penyelewengan dengan kelompok tertentu di kemudian hari.

“Selain rawan tidak tepat sasaran dan tumpang tindih penerima manfaat, juga rawan dialihkan untuk kepentingan pribadi,” kata Mubarak.

Sebelum membahas hal yang sama, Bupati Sumenep Ahmad Fauzi juga menyebut progres hibah yang masuk ke Sumenep tidak berdampak sosial. Kabupaten Sumenep terus memimpin angka kemiskinan.

Baca juga:
KPK mengamankan alat elektronik dan bukti transaksi saat melakukan pemeriksaan di empat unit rawat jalan

“Yang ingin kami tekankan adalah koordinasi yang sebenarnya dengan pemda. Paling tidak, usulan dari DPRD diinformasikan kepada kelompok masyarakat. Sehingga pemda tahu di mana lokasinya. Ini yang paling penting. , sehingga tidak bertentangan dengan program pemerintah daerah,” ujar Fawzi.

Pemkab Sumenep berdalih tidak pernah diminta mengoordinasikan pembagian uang hibah. Selama ini dana tersebut disalurkan dari DPRD Jatim ke desa atau kelompok tertentu.

Check Also

FIFA mengumumkan nominasi FIFA Best Football Awards 2022 |  Republica Online

FIFA mengumumkan nominasi FIFA Best Football Awards 2022 | Republica Online

NanjombangNews – FIFA mengumumkan nominasi FIFA Best Football Awards 2022 | Republica Online Piala Asia …