NanjombangNews – Pengamat mengklaim ada unsur politik dalam pencarian Light Office
JAKARTA: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Gubernur Jawa Timur Khuvifa Indar Parwansa yang diduga terlibat politik. Penegakan hukum tidak boleh diintervensi.
“Ini bagian dari tanda kutip untuk operasi (politik),” kata Ujang Kumaruddin, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, dalam sebuah diskusi hipotetis. Crosscheck Medcom.id Berjudul “Hilangnya Tiket Operasi Senyap Calon Presiden?” Minggu, 25 Desember 2022.
Ojang mengatakan nomor Khofifah diharapkan sebagai calon wakil presiden. Al-Khafifa dianggap memiliki modal karena dia adalah ketua Nahdlatul Ulama (NU) Muslim, berdasarkan NU dan ibu-ibu.
Apa pendapat Anda tentang artikel ini?
“Kemudian di (daerah) yang memiliki jumlah pemilih terbesar kedua di Indonesia. Ini potensinya bagus, dan dianggap tidak ada masalah, dan mereka sedang mencari (masalah),” ujarnya.
Menurut Ujang, fenomena ini sering terjadi di negara dunia ketiga. Dia mencontohkan pasangan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni pada Pemilihan Presiden Provinsi (Pelkada) 2017 lalu.
“Saat itu Bu Silviana sedang mencari korupsi terkait masjid dan lain-lain, tapi tidak ada buktinya,” ujarnya.
Namun, Augang berharap KPK menjalankan tugasnya secara profesional. Penegakan hukum yang dikompromikan memengaruhi demokrasi Indonesia.
“Karena demokrasi yang baik harus berjalan seiring dengan penerapan hukum. Jika intervensi terjadi, itu menjadi alat politik, dan ini menjadi masalah,” ujarnya.
KPK menggeledah sejumlah lokasi di Jawa Timur pada Rabu 21 Desember 2022. Salah satu titik yang digeledah adalah kantor Khofifah.
“Betul, hari ini, 21 Desember 2022, tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di kantor Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda dan Babeda Jatim,” kata Juru Bicara Kejaksaan KPK Ali Fikri dalam keterangan tertulis, Rabu. 21 Desember 2022.
Penelitian dilakukan untuk menemukan bukti adanya dugaan suap dalam pengelolaan uang hibah dari Pemprov Jatim. Khofifah berjanji akan kooperatif dalam hal pengembangan isu yang menyeret Wakil Presiden Republik Demokratik Rakyat Jawa Timur, Sahat Tua Simandjuntak.
(OSZA)