NanjombangNews – Kehadiran Masjid Al-Jabbar perlu menyiapkan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat
Pengawas parlemen
Jawa Barat – Masjid Raya Al-Jabbar (MRAJ) di Kecamatan Gedbag Kota Bandung dijadwalkan dibuka pada Jumat (30/12/2022) atau pekan depan.
MRAJ yang merupakan masjid terapung dari segi bangunan fisik ini akan menjadi kado istimewa di penghujung tahun bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Kota Bandung, lebih tepatnya masyarakat Kecamatan Cimincrang, Kabupaten Gedebage.
Harapannya, dengan adanya infrastruktur yang sangat besar ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat sehingga Pemprov Jabar harus menyiapkan solusi yang bermuara pada manfaat yang banyak dan ekses yang seminimal mungkin.
Hal itu diungkapkan anggota Partai Grindra Bersatu dari DPRD Jabar Dapil Dapil Kota Bandung dan Kota Cimahi, Dr. Buki Wibawa dalam keterangannya kepada media belum lama ini.
Buki mengatakan dalam keterangannya bahwa beberapa inovasi dari pengembangan MRAJ, termasuk berbagai desain infrastruktur dari konstruksi bangunan akan menjadikan MRAJ sebagai “magnet pariwisata”.
Dengan kondisi tersebut, banyak wisatawan dari luar kota Bandung, bahkan luar Jawa Barat, berbondong-bondong datang ke daerah tersebut.
Ekses yang disebabkan oleh mereka dapat terjadi, termasuk kemacetan lalu lintas. Potensi ini harus diantisipasi.
Solusi yang disiapkan, Pemprov Jabar perlu memikirkan infrastruktur berupa jalan yang ditunjang utilitas dan infrastruktur yang dapat mengatasi kemacetan lalu lintas menuju MRAJ.
Khusus untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di kawasan masjid, manajemen parkir harus segera ditata.
Dalam keterangannya, Buki menyampaikan bahwa kehadiran MRAJ diharapkan membawa banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya warga sekitar masjid.
Solusi yang harus disiapkan adalah pengelolaan masjid harus mengikutsertakan penduduk sekitar, tentunya sesuai dengan kemampuan masyarakat.
Dari hasil pemantauan, kawasan MRAJ dekat dengan pemukiman warga seiring dengan kegiatan ekonomi yang dijalankan masyarakat sekitar masjid.
Solusi yang harus ada adalah kegiatan produktif masyarakat harus tetap hidup, tidak menutup kemungkinan usaha kuliner akan bangkit kembali di daerah tersebut.
Buki menyimpulkan bahwa solusi lain yang akan ditawarkan adalah membangun MRAJ yang kokoh dan indah dari segi infrastruktur, dan harus dengan semangat meningkatkan taraf hidup, setidaknya mengurangi permukiman kumuh atau permukiman yang banyak dijumpai di perkotaan. . , mengakhiri penjelasannya.
Pemprov Jabar menginginkan pelantikan berlangsung serius, penuh komitmen, dan dalam skala yang cukup besar.
Sekdaprov Jabar Setiawan Wangsatmaga memimpin langsung proses pelatihan bersama pejabat provinsi, Pemkot Bandung, dan event organizer (EO).
Selain meninjau fisik bangunan masjid, Sekda Kota Setiawan ingin memastikan segala sesuatunya terencana dengan baik sehingga peresmian bisa berjalan lancar.
Diperkirakan ribuan orang akan menghadiri upacara pembukaan Masjid Raya Al-Jabbar, yang akan mencakup tamu dan jamaah.
Para undangan terdiri dari unsur pemerintah pusat, kementerian/lembaga terkait, forkopimda, anggota DPRD, kepala badan daerah beserta istri-istrinya, perwakilan ASN, dan guru-guru se-Wilayah Bandung Raya.
Selain itu, ada pula Persatuan Perempuan Dharma (DWP) Jabar, Gubernur/Walikota Jabar beserta istri-istrinya.
Sementara dari jemaah ada Dewan Pendidikan (MT) Bakuan, MT Rancabentang, ormas, pesantren, karang taruna masjid, pariwisata, perwakilan santri, dan undangan lainnya.
“Kami menelusurinya bersama-sama mulai dari tempat parkir, lalu turun lalu masuk lewat jembatan,” kata Setiawan Wangsaatmaja saat memimpin gladi bersih Masjid Raya Al-Jabbar di Jalan Cimincrang, Gedebage. Kecamatan, Kota Bandung, Jumat (23/12/2022).
Ada beberapa pintu masuk menuju Masjid Raya Al Jabbar, mulai dari Jalan Soekarno Hatta hingga Jalan Simengrang, kemudian dari Jalan Gedbag Slatan hingga kawasan Sumarikon.
Sehingga jalur lintasan juga dirancang sedemikian rupa dengan pihak-pihak terkait baik dari pihak kepolisian maupun dinas perhubungan, sehingga penumpukan kendaraan, atau lintas jalur kendaraan dapat dikelola dengan baik, dan arus kendaraan dapat terus mengalir. meskipun seberapa keras itu.
“Saya kira arus dari jalan sudah bagus, di tempat parkir mobil juga akan kita sediakan toilet portable,” kata Setiawan.
“Kemudian di tempat parkir kita perlu antisipasi dengan tenda penampungan,” imbuhnya.
Diketahui bahwa Masjid Agung Jabbar merupakan bangunan dengan arsitektur unik dengan filosofi Jabbar yang dianggap sebagai salah satu nama baik yang memiliki arti keperkasaan.
Dibangun sejak Desember 2017, masjid kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini dibangun di atas kolam konservasi, atau kolam penyimpanan, dan dilengkapi dengan bangunan pendukung lainnya.
Pada acara peresmian nanti, sejumlah pemuka agama dijadwalkan hadir. Kegiatan ceramah dan hiburan Islam juga bersedia mewajibkan pembukaan rumah ibadah.
“Lagi-lagi yang penting upacaranya, persiapannya harus dari segi waktu, jadi minimal bisa dipastikan berapa menit tiap sesinya (misalnya),” kata Setiawan.
Selain itu, untuk menjaga kebersihan lingkungan masjid yang dikunjungi ribuan jemaah ini juga dilengkapi tempat sampah.
Mengantisipasi turunnya hujan, Setiawan berpesan kepada umat yang akan menghadiri upacara pembukaan agar menyiapkan payung. “Perlu juga dipastikan peserta membawa payung sendiri untuk mengantisipasi hujan,” (Nour)