NanjombangNews – Pengamat menyarankan agar partai baru memaksimalkan ketiga hal tersebut untuk mendongkrak voting power pada 2024
Dilansir reporter Tribunnews.com, Nouval Lantin
NanjombangNews, Jakarta – Pengamat dan Direktur Departemen Masyarakat Sipil (Lima) Rai Rangkuti telah membuat sejumlah usulan parpol atau parpol baru jelang Pemilu 2024.
Menurut Ray Rangkutty, ada tiga hal yang bisa dimaksimalkan partai baru untuk mendongkrak daya pemilih, yakni menawarkan sesuatu yang baru kepada publik.
“Apa bedanya dengan partai baru?” kata Ray Rangkuti saat ditemui usai berdiskusi di acara Perspektif. di Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2022).
Dia melihat partai politik baru mampu memenangkan suara publik dan berbaris ke Senyan pada 2024.
Baca juga: Banyak partai politik diperkirakan akan mengumumkan dukungannya terhadap calon presiden pada Maret-April 2023, termasuk yang baru.
Pasalnya, lanjut Ray, jajak pendapat menunjukkan setidaknya ada 2-3 parpol yang keluar dari Senyan karena potensi elektoralnya turun atau di bawah 4 persen, sehingga tidak memenuhi syarat ambang batas parlemen.
Hal ini juga bisa dimanfaatkan oleh partai-partai baru untuk bersaing mengisi kursi kosong di DPR.
“Kalau kita asumsikan ada sekitar 9 parpol di parlemen, berarti kemungkinan ada 2-3 parpol kosong yang bisa diisi oleh para pemain baru ini,” katanya.
Baca juga: Sempat Nafis Jamei mengklaim kantong-kantong mengutak-atik data partai politik di Persatuan Parpol
“Saya kira begitu. Karena kalau derajat kelima ke atas ya agak susah kan, tapi ada posisi enam, tujuh, delapan dan sembilan, dengan asumsi kita punya stabilitas kursi di DPR bisa mencapai 9 partai politik,” lanjut Ray.
Sekedar informasi, Saif Mojhani Research and Consulting (SMRC) telah mengungkapkan temuan terbaru mereka terkait kemungkinan terpilihnya partai politik berdasarkan survei yang mereka lakukan.
Direktur Riset SMRC Dni Irvani menyatakan, jika pemilu digelar sekarang, PDIP akan mendapat dukungan paling besar.
Denny mengungkapkan, dukungan terhadap PDIP dari polling yang diambil sebesar 24,1 persen. diikuti Golkar 9,4%; Girindra 8,9 persen; Demokrat 8,9 persen.
Sedangkan PKS 6,2 persen; PKB 6,1 persen; Perindo, 4,6 persen; Nasdem 3,2 persen; paritas daya beli, 2,9 persen; dan PAN 1,7 persen. Sedangkan pihak lain mendapat dukungan kurang dari 1%, dan 20,9% tidak tahu.
“Dibandingkan dengan hasil pemilu 2019, dukungan terhadap PDIP meningkat dari 19,3 persen menjadi 24,1 persen. Elektorabilitas untuk demokrasi juga meningkat tipis dari 7,8 persen menjadi 8,9 persen, atau relatif stabil,” kata Denny dalam pemaparannya tentang hasil jajak pendapat. . Judulnya “Tren Pemilihan Partai”, Minggu (18/12/2022).
Sedangkan partai lain di DPR cenderung mundur. Namun, tambah Denny, masing-masing pihak masih berpeluang untuk meningkatkan dukungan.
“Karena masih ada sekitar 20,9 persen penduduk yang belum menentukan pilihan,” kata Denny.
Survei tatap muka ini dilakukan pada tanggal 3 hingga 11 Desember 2022. Populasi dalam survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum yaitu mereka yang berusia 17 tahun ke atas, atau yang menikah pada saat survey dilakukan.