NanjombangNews – “Hallyu”, faktor kesuksesan yang menjadi “soft power” Korea Selatan.
Jakarta, Nan Jombang News – kepopuleran Hallyu Dikenal sebagai Korean Wave, saat ini sedang dirasakan oleh semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Musik, film, dan drama Korea memiliki banyak penggemar.
Sebelumnya, reputasi Korea Selatan ditentukan oleh merek mobil, ponsel, dan televisi dari perusahaan seperti Hyundai, Samsung, dan LG.
“Sekarang, K-drama dan bintang K-pop seperti BTS dan BLACKPINK selalu tampil seperti produk smartphone Samsung,” kata Andrew Kim, Profesor Studi Internasional di Korea University, pada workshop 6th Indonesian Next Generation Journalists Network di Korea Batch 2. , yang diselenggarakan oleh Indonesian Foreign Policy Foundation (FPCI) bersama Korea Foundation, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Profil Pemeran K-drama Terbaru, Love Interest
Bahkan dunia dikejutkan dengan kesuksesan film “Parasite” yang meraih Oscar atau Academy Award.
Dia berkata, “Dalam beberapa tahun terakhir saja, Korea telah mengejutkan dunia dengan ‘Parasite’, yang merupakan film berbahasa asing pertama yang memenangkan Best Picture di Academy Awards (2019).
Baru-baru ini, “Squid Game” adalah acara TV yang paling banyak ditonton di Netflix (per November 2021. Tidak hanya menjadi acara yang paling banyak ditonton di 94 negara, tetapi juga menjadi sensasi budaya.”
Ia mengatakan, Korea Selatan saat ini menjadi salah satu pengekspor utama budaya populer di dunia bersama Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Jepang.
“Majalah berita mingguan terkemuka Inggris The Economist menyebut budaya K-pop sebagai pemimpin mode Asia,” katanya.
faktor keberhasilan Hallyu
Kim mengatakan ada sejumlah faktor yang membuatnya hallyu Sangat sukses sekarang. Pertama, Kim menyebutnya sebagai Salad yang keras. Menurutnya, kesuksesan Hallyu tak lepas dari fakta bahwa Korea Selatan merupakan negara kaya.
Artinya, telah mencapai keberhasilan ekonomi yang memungkinkan pengusaha Korea menghasilkan produk yang menarik dan berkualitas tinggi, katanya.
Dan berikan contoh filmnya Beralihr AS yang banyak diminati. Menurutnya, hal itu karena Amerika Serikat memiliki modal untuk berinvestasi membuat film berkualitas.
Kemudian dalam hal ini, hallyu Dapat dikatakan bukan hanya fenomena budaya tetapi juga ekonomi industri. Kami cenderung menganggap sekutu sebagai sesuatu yang berkaitan dengan budaya, tetapi itu jelas merupakan fenomena ekonomi.”