NanjombangNews – Alasan Polog, stok beras pemerintah menipis akibat tingginya harga BBM
Jakarta, CNNIndonesia –
institusi publik polog Pengungkapan salah satu alasan cadangan persediaan Nasi Government Thinning (CBP) adalah kenaikan harga BBM (BBM) yang ditetapkan pemerintah September lalu.
Epi Sulandari, Kepala Biro Perencanaan Operasional dan Pelayanan Umum Bulog, mengakui persediaan CBP pada Juli 2022 masih tersedia sebesar 1,2 juta ton. Estimasi ini cukup sampai akhir tahun.
Namun, setelah mengumumkan kenaikan harga BBM, harga beras tiba-tiba naik. Hal ini disebabkan meningkatnya biaya operasional pengiriman beras.
Akibatnya, CBP telah meningkatkan permintaan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga (KPSH). CBP diterbitkan untuk KPSH oleh pemerintah untuk menjaga kestabilan harga pasar. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kenaikan harga secara tiba-tiba bagi konsumen.
Pasokan CBP yang dilepas ke KPSH selama Agustus dan Desember juga mencapai 200.000 ton.
“Kebijakan BBM juga naik saat itu, harga beras naik, dan tiba-tiba terjadi kenaikan permintaan CBP untuk KPSH menjadi 214 ribu ton,” kata Ibi dalam webinar, Jumat (23/12).
Padahal, dibandingkan sebelum Agustus, rata-rata beras yang disalurkan ke RS Raja Fahd untuk Perminyakan dan Mineral hanya 500-1.000 ton per hari atau 20.000 hingga 30.000 ton per bulan. Perhitungan itu membuat Bolog ragu stok 1,2 juta ton masih cukup hingga akhir tahun.
Rinciannya, CBP Bulog yang disalurkan ke KPSH pada Juli kurang dari 50 ribu ton. Namun, pada Agustus, angka tersebut meningkat menjadi lebih dari 200.000 ton.
“Dengan 1,2 juta ton sampai Juli, Agustus-Desember dalam lima bulan (sebenarnya) kita hanya butuh sekitar 150.000 ton untuk keluar. Artinya stok akhir kita masih cukup, karena pada saat panen gado berikutnya Agustus-September , tidak Kita masih bisa menyerapnya.”
Mengingat keadaan krisis, Bullough juga membeli beras lokal tanpa disadari. Sayangnya, saat Bolog hendak membeli beras tanpa disadari, harga naik di tingkat petani dan pengumpul beras. Apalagi periode November-Desember mengalami defisit produksi.
Terakhir, pemerintah menugaskan Bulog mengimpor 500.000 ton beras untuk ditahan hingga akhir tahun. Apalagi, untuk mencegah krisis serupa terjadi, Epi mengaku Bulog sudah membeli stok hasil panen raya mendatang.
“Stok banyak kita beli saat musim panen raya, kita bisa beli sekitar 550.000 ton saat musim panen di bulan Maret, April dan Mei. itu Sedikit lebih dari itu Sekitar 10 ribu ton dapat dicantumkan tambahan pembelian cadangan beras pemerintah.
[Gambas:Video CNN](CFD/SFR)