NanjombangNews – Implementasi rumah sakit full model sebagai upaya peningkatan akuntabilitas laporan keuangan
Pengarang: Dkralvani Sayyef
Kepala Satuan Pengawasan Internal, Akuntansi dan Kepatuhan di KPPN Tual.
Mewujudkan akuntabilitas, transparansi, keandalan dan ketepatan waktu pelaporan keuangan pemerintah merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb).
Perkembangan teknologi informasi saat ini menuntut seluruh jajaran DJPb untuk selalu berupaya menyediakan informasi publik yang terbuka dan mampu menyediakan sistem teknologi informasi perbendaharaan yang modern, efisien dan adaptif.
Menyikapi hal tersebut, pada tahun 2022, Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) kembali mencapai milestone yaitu implementasi SAKTI (Seluruh Unit) secara penuh di seluruh kementerian/lembaga negara. Hal ini sejalan dengan upaya digitalisasi pengelolaan keuangan negara dan sesuai dengan best practice yang diakui secara internasional dalam pengelolaan keuangan negara yang dikenal dengan Integrated Financial Management Information System (IFMIS).
Sistem Aplikasi Keuangan Seluruh Badan (SAKTI) mengintegrasikan seluruh aplikasi keuangan yang digunakan oleh kementerian negara/lembaga ke dalam satu aplikasi dengan prinsip database berbasis web tunggal. Sehingga dapat diakses oleh pengguna SAKTI menggunakan berbagai perangkat dimanapun dan kapanpun.
Keunggulan software berbasis web SAKTI antara lain:
1. Platform terbuka, artinya dapat diakses oleh berbagai jenis perangkat keras (hardware) dan beberapa sistem operasi. Mulai dari PC, Laptop dan Tablet hingga Handphone/Smartphone.
2. Kemudahan distribusi, karena pengguna tidak perlu memperbarui/mengunduh aplikasi, karena aplikasi dapat diakses menggunakan peramban/browser yang tersedia di perangkat.
3. Akses mudah menggunakan jalur Internet independen yang tidak bergantung pada penyedia layanan tertentu.
4. Spesifikasi perangkat keras pengguna rendah, artinya kecepatan pemrosesan tidak bergantung pada spesifikasi perangkat keras yang digunakan pengguna.
5. Layar interface yang fleksibel, dimana ukuran tampilan sesuai dengan layar perangkat yang digunakan.
6. Faktor fungsionalitas dan antarmuka pengguna telah dikembangkan dari versi desktop agar pengguna terbiasa dengan fungsionalitas dan tampilan yang ada.
Modul lengkap SAKTI terdiri dari Modul Administrator, Modul Anggaran, Modul Komitmen, Modul Pembayaran, Modul Bendahara, Modul Persediaan, Modul Aktiva Tetap, Modul Pelaporan dan mengimplementasikan konsep basis data tunggal.
Modul ini menggantikan aplikasi offline yang digunakan sebelum peluncuran SAKTI. Aplikasi tersebut adalah aplikasi RKA-KL, aplikasi SAS, aplikasi SILABI, aplikasi Inventarisasi, aplikasi SIMAK-BMN, dan aplikasi SAIBA. Keenam aplikasi tersebut terpisah dan tidak terhubung secara langsung, sehingga diperlukan transfer data antar aplikasi dalam bentuk ADK (Computer Data Archive).
Hubungan penerapan model SAKTI penuh dengan peningkatan akuntabilitas laporan keuangan
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas penyelenggaraan urusan keuangan negara, setiap direktur APBN wajib menyusun laporan keuangan. Pelaporan keuangan dilakukan secara bertahap dari bawah ke atas untuk setiap entitas, dan kedua entitas tersebut mengelola dana APBN dan APBD.
Pengelola dana APBN menyusun laporan keuangan Kementerian/Lembaga Keuangan (LKKL) dan laporan keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN), serta pemerintah daerah menyusun laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Apalagi, ketiga jenis laporan keuangan tersebut akan diintegrasikan ke dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). LKPP tersebut nantinya akan direview oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjadi LKPP yang diaudit yang selanjutnya akan diajukan oleh Presiden kepada Kongres Rakyat untuk menjadi RUU Akuntansi Pelaksanaan Anggaran.
Implementasi penuh model Sakti pada tahun 2022 diharapkan dapat menjawab tuntutan peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran serta dalam rangka peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan. Sangat tepat untuk mengandalkan SAKTI yang telah dirancang untuk memasukkan prinsip-prinsip best practice yang diakui secara internasional. Penerapan model sakti penuh juga sesuai dengan prinsip-prinsip penerapan good governance, antara lain sebagai berikut:
1. Menerapkan pengelolaan keuangan pemerintah yang lebih efektif dan efisien melalui satu aplikasi SAKTI yang mencakup seluruh siklus anggaran mulai dari perencanaan hingga pelaporan.
2. Penggunaan sumber daya secara efisien, baik sumber daya keuangan maupun non keuangan.
3. Pemantauan data APBN dari seluruh kementerian/lembaga dapat dilakukan secara real time.
4. Penggunaan basis akuntansi akrual dalam laporan keuangan K/L SAKTI diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
5. Dari segi keamanan, Sakti memiliki tingkat keamanan sesuai standar sistem manajemen keamanan informasi yang ditetapkan pemerintah. Misalnya penggunaan hak akses SAKTI hanya diberikan kepada pengguna sesuai kewenangannya, termasuk mengamankan tanda tangan elektronik berupa one time password (OTP) yang hanya diberikan kepada masing-masing pengelola departemen keuangan sesuai kewenangannya.
Selain itu, pelaksanaan kesatuan SAKTI yang utuh dengan berbagai kekuatan dan kehandalannya diharapkan dapat mendukung terwujudnya komitmen dan semangat bersama untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan keuangan pemerintah yang transparan dan bertanggung jawab dapat mendukung terwujudnya WTP Views atas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan mendukung program pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 sebagai tema Presidensi G20 Indonesia “Recover Together, Recover Stronger” .