NanjombangNews – Harga BBM dan upah tenaga kerja pengusaha logistik yang ‘rusak’
NanjombangNews, JAKARTA — Para pelaku bisnis logistik mengaku terjepit di antara berbagai kepentingan di tengah prospek pelemahan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Sejumlah faktor ditengarai mengaburkan prospek bisnis logistik pada 2023, seperti bayang-bayang kenaikan harga BBM tahun ini yang berujung pada kenaikan upah.
Manajer utama PT Kamadjaja Logistics memperkirakan, beberapa perusahaan logistik mengalami perlambatan kinerja sejak semester II/2022, tidak terkecuali perusahaannya.
Pengaruh harga bahan bakar yang lebih rendah terhadap harga suku cadang dikatakan menjadi faktor utama, meskipun kenaikan harga bahan bakar dapat terus berlanjut (sampaikan kepada) kepada konsumen. Namun, Evan memperkirakan tantangan di tahun mendatang akan lebih besar seiring dengan kenaikan upah minimum karyawan.
Ia mengatakan, Kamis (12) “Pelanggan hanya menerima kenaikan BBM saja, kalau harga ban naik, tarif tol naik, kita tidak bisa langsung lewat UMK. Hanya BBM yang kena biaya transportasi, dan ini juga bisa nego.” / 22/2022).
Seperti diketahui, Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No. 18/2022 menetapkan kenaikan upah maksimum sebesar 10 persen pada tahun 2023.
Menurut Ivan, pengusaha logistik akan mengalami dilema antara harus menyesuaikan upah karyawan, sementara prospek bisnis di tahun depan diperkirakan tidak begitu cerah.
“Banyak pengusaha yang terjepit, harga di satu sisi [biaya logistik] Kami berkompetisi terus, kemudian terjadi peningkatan UMK,” jelas Ivan.
Kepala Dinas Angkutan Antar Moda Organisasi Angkutan Darat (Organda) memprediksi prospek bisnis logistik tahun depan tidak akan tumbuh tinggi.
Ini, lanjut Evan, kecuali untuk pengiriman ekspres (dipercepat) yang dia andalkan Perdagangan elektronikmeski tidak semua bisnis akan merasakan manisnya pertumbuhan e-commerce.
“Intinya di masa pandemi semua orang harus belanja online. Jadi pas pandemi mereda, ada yang nyaman belanja online, ada yang belanja online atau hibrida,” Ini untuk menjelaskan.
Senada dengan itu, Indonesian Supply Chain (SCI) memprediksi sektor logistik belum sepenuhnya lepas dari ancaman dampak resesi global.
Indonesian Supply Chain (SCI) mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi sektor logistik pada triwulan terakhir tahun 2022 dan tahun 2023 adalah menjaga konsistensi dan tingkat pertumbuhan yang tinggi untuk transportasi dan pergudangan, dari triwulan pertama/2022 hingga triwulan ketiga/2022. .
Tantangan lainnya adalah menghadapi risiko stagnasi dan ketidakpastian rantai pasok global, termasuk akibat dinamika geopolitik global.
“Sektor logistik nasional diharapkan mampu mendorong tumbuhnya berbagai bidang usaha, baik melalui peningkatan volume maupun daya saing setiap produk dan komoditas. Penerapan model ‘ship following trade’ harus diimbangi dengan model ‘kapal mengikuti perdagangan’,” kata Presiden SCI Setijadi, mengutip siaran pers, Senin (14/11/2022).
Lihat berita dan artikel kami yang lain di berita Google
Tonton video unggulan di bawah ini:
