NanjombangNews – Pidato Gunakan Naskah Hasil Kecerdasan Buatan, Radwan Kamel: Disrupsi Digital Harus Disingkirkan
NanjombangNewsBandung – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta para kepala daerah memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk melayani kepentingan birokrasi.
Bahkan, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamel, memperlihatkan teks pidatonya pada acara yang disampaikan Artificial Intelligence (AI).
“Mengenai disrupsi digital dan pentingnya SPBE atau e-government, kita tahu bahwa disrupsi digital tidak bisa diprediksi, dan sekarang siapapun yang menguasai peluang adalah pemenangnya tanpa harus memiliki infrastruktur, Uber, Gojek adalah perusahaan terbesar tanpa aset fisik Facebook, outlet media paling populer, tidak memiliki konten yang dibuat sendiri, dan e-commerce Alibaba dan Amazon tidak memiliki toko fisik, ”katanya saat memberikan pidato di Festival Layanan Digital Internasional Jawa Barat, di kampus Universitas Institut Pemerintahan Daerah (IPDN), Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (22/12/2022).
“Saya memiliki 8 halaman teks pidato yang tidak akan saya baca, maksud saya sederhana, teks pidato saya tidak ditulis oleh manusia, teks pidato saya pagi ini adalah oleh mesin yang disebut kecerdasan buatan, jadi gangguan digital saat ini telah terjadi. menyentuh banyak pihak dan memanfaatkannya untuk dunia birokrasi.”
Menurutnya, teks pidato yang dibacakannya ditulis oleh asisten AI-nya tadi pagi hanya dengan mengetikkan kata kunci yang akan dia sampaikan pada acara tersebut.
Pagi ini saya tuliskan keynotes yang harus saya berikan di IPDN Saya tuliskan keynotes Gubernur Jawa Barat tolong buatkan pidato Gubernur Jawa Barat tentang tren disrupsi digital dan mengapa e-government adalah kuncinya ini tulisan saya dan amnesti memberi saya International text of pidatonya.
Menurut Kang Emil, penulisan text-to-speech berbantuan AI hanyalah contoh kecil di mana disrupsi digital muncul begitu cepat di hadapan kehidupan.
“Hadirin sekalian bisa bayangkan di saat panik, pidato apa yang ingin disampaikan, dan di simposium bahwa disrupsi digital bisa membantu kepala daerah tampil tanpa malu, dalam hitungan menit pidato saya ditulis oleh asisten saya yang wajahnya tidak tahu, manusia Mereka juga bukan manusia. Namanya Ai, tolong manfaatkan inovasi ini untuk pejabat.
Dikatakannya, saat ini kita telah memasuki era Society 5.0 di mana disrupsi digital tidak hanya menjadi urusan formal, tetapi juga menyentuh urusan pribadi kita.
“Selamat datang di Provinsi Jawa Barat, provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia dengan sekitar 50 juta jiwa, dimana 50 juta jiwanya mendigitalkan seluruh aspek kehidupannya, dengan konsep Provinsi Jawa Barat Digital yang salah satunya disampaikan oleh Bupati. Sumedang”.
Ia pun bercanda dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Minku Marvis) Luhut Binsar Panjitan bahwa ia tak heran jika melihat peternak, petani, dan nelayan menggunakan smartphone untuk kegiatan produktifnya.
“Jangan heran Pak Lohut kalau di Jawa Barat kasih makan ikan pakai hp dengan internet thinking, kasih makan ayam pakai hp, cari ikan di laut di Belabhuhanratu pakai hp, stasiun irigasi digital juga ada digunakan. Ini aplikasi 4 tahun,” tambahnya. Tahun bagaimana desa menggunakan smartphone tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat produksi (K34)
Lihat berita dan artikel kami yang lain di berita Google
Tonton video unggulan di bawah ini: